KAIRO (Arrahmah.com) – Konstitusi Mesir menjamin kebebasan bergama, namun tak menyebutkan aturan bagi yang tak memeluk agama.
Sebuah kelompok pengawas di Mesir meminta kepada pemerintah Mesir untuk memberikan kelonggaran terhadap peraturan ateis setelah otoritas negara itu menangkap seorang pelajar dan menjatuhi hukuman selama tiga tahun karena mem-posting status yang dianggap menghina Islam, sebagaimana dilansir oleh CNN, Selasa (13/1/2015).
Karim Ashraf Muhammad al-Banna ditahan dengan sekelompok orang lain di sebuah kafe pada November tahun lalu, menurut lembaga Association for Freedom of Thought and Expression.
Undang-undang Mesir mengatur bahwa kebebasan berpendapat adalah mutlak, meski begitu UU itu juga menyebut bahwa agama yang diakui negara adalah Yahudi, Kristen, Islam, kepercayaan Baha’i, dan agama-agama samawi lain.
Menurut laporan Press Agency French yang dikutip oleh HRW, bahwa seorang peneliti HAM mengatakan sebuah koran lokal mengidentifikasi al-Banna sebagai seorang ateis, dan pengacara al-Banna melaporkan bahwa ayah al-Banna sendiri bersaksi bahwa ia mendorong ide-ide ekstremis.
Di antara tulisan al-Banna adalah gambar beberapa wanita yang sangat terluka dan Quran dengan judul, “Tidak apa-apa membakar seorang wanita … tapi itu tidak boleh untuk membakar buku. Ada yang salah dengan prioritas Anda.”
Sebuah postingan lain juga menuliskan, “Sebuah hadiah besar untuk siapa pun yang mewakili Islam” dan menunjukkan beberapa karikatur pria berjanggut yang memakai baju yang sama saling menunjuk satu sama lain, dan mengatakan, “Orang ini tidak mewakili Islam.”
Al-Banna akan melakukan banding yang dijadwalkan akan berlangsung pada 9 Maret mendatang dan uang jaminannya ditetapkan sebesar sekitar US$140 atau setara Rp1,7 juta.
Desember lalu, sebuah kafe yang populer di kalangan ateis ditutup dan pejabat berwenang lokal dan menyebutnya sebagai tempat yang “diketahui terkenal sebagai tempat pemujaan setan, ritual dan tarian.”
Bulan lalu, Dar al-Ifta, otoritas Mesir yang bertanggung jawab untuk menangani masalah keagamaan merilis survei yang menyebutkan bahwa terdapat 866 ateis di Mesir, lebih banyak dari negara manapun di Timur Tengah.
(ameera/arrahmah.com)