MELBOURNE (Arrahmah.com) – Disebabkan dominasi pengusaha berasal dari etnis Han, Muslim Cina Uighur, menghadapi diskriminasi di pasar kerja, hanya diberikan posisi rendah dan gaji yang rendah, menurut sebuah studi dari Universitas Melbourne.
Studi ini dipublikasikan oleh Universitas Melbourne, menemukan bahwa pasar tenaga kerja lebih dominan dikuasi oleh kelompok etnis Han.
“Ada tendensi yang jelas bagi warga Uighur untuk mendapatkan posisi dan gaji yang rendah,” kata Dr. Reza Hasmath dari Fakultas Seni Universitas Melbourne, melalui situsnya, dilansir Onislam.
“Jadi mereka umumnya bertahan di tingkat lapangan kerja dan upah yang lebih rendah daripada rekan-rekan Han mereka,” tambahnya.
“Di mana Cina Han lebih mewakili pekerjaan berstatus tinggi dan bergaji tinggi seperti di bidang pendidikan, kesehatan dan manajemen umum. Warga Uighur lebih mewakili bidang pertanian,” kata Hasmath.
Cina mengubah lanskap ekonomi yang membaut situasi semakin buruk.
Warga Muslim Uighur telah lama mengeluhkan diskriminasi dalam bidang pekerjaan yang lebih dikuasai oleh etnis Han. Meskipun mereka adalah kelompok minoritas di populasi Xinjiang, etnis Han menguasai pasar kerja di wilayah tersebut.
Para migran Han sering mendapatkan transportasi gratis, asuransi, perumahan dan bantuan untuk mendapatkan pekerjaan atau memulai bisnis.
Studi Universitas Melbourne ini menyalahkan pemerintah Cina karena gagal menangani peningkatan diskriminasi terhadap Muslim Uighur di dunia kerja.
“Dari pandangan pemerintah, konflik tinggi di Xinjiang bukanlah sesuatu yang mereka ingin tangani,” kata Hasmath.
Meskipun insentif ekonomi yang disediakan oleh otoritas Cina untuk Muslim Uighur telah membantu, tetapi mereka tidak menyelesaikan masalahnya, kata studi.
Xinjiang telah menjadi daerah otonom sejak 1955, tetapi terus menjadi subjek tindakan keras keamanan oleh otoritas Cina.
Kelompok hak asasi menuduh otoritas Cina menindas Muslim Uighur di Xinjiang dengan dalih “kontra-terorisme.” (siraaj/arrahmah.com)