ALEPPO (Arrahmah.com) – Tentara rezim kafir Assad telah menargetkan media center dan penyedia berita, ujar Reporters Without Borders (RWB) setelah pembunuhan seorang jurnalis dan perusakan dua media center dalam waktu satu minggu.
Kelompok advokasi jurnalisme pada Rabu (20/11/2013) juga mengatakan bahwa terjadi peningkatan penculikan terhadap penyedia berita oleh tentara di sekitar Aleppo sejak awal November.
Setidaknya lima jurnalis telah diculik dalam waktu tiga minggu terakhir, ujar RWB seperti dilaporkan Al Jazeera.
Pada Selasa (19/11), Mohamed Ahmed Taysir Bellou, editor Al-Shahba TV dan reporter untuk Shahba Press Agency, ditembak mati oleh penembak jitu saat meliput bentrokan antara tentara rezim dengan pejuang Suriah di distrik Lairmoon, Aleppo.
Tentara rezim Nushairiyah juga membombardir dua media center dalam waktu 48 jam, lanjut laporan RWB.
Organisasi ini mengatakan bahwa lebih dari 20 penyedia berita Suriah disandera oleh tentara sementara 16 wartawan asing ditahan, disandera atau menghilang.
“Peningkatan penculikan ini sangat mengganggu,” ujar RWB.
Di Damaskus, seorang wartawan independen, Omar Al Shaar telah diculik dari rumahnya di pinggiran barat daya Jaramana dua minggu lalu oleh pejabat intelijen rezim kafir Assad.
Suriah telah menjadi tempat paling berbahaya bagi wartawan, fotografer dan wartawan video dengan sedikitnya 50 pekerja media telah tewas sejak perang dimulai, menurut laporan Komite untuk Perlindungan Jurnalis. (haninmazaya/arrahmah.com)