AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) meraih kemenangan besar pada pekan pertama bulan Ramadhan ini di tengah-tengah “Operasi Azam”. Kemenangan itu ditandai dengan dibebaskannya dua distrik di provinsi Kunduz oleh Mujahidin.
Pembebasan dua distrik tersebut merupakan salah satu di antara karunia Allah yang diperoleh oleh Mujahidin IIA di bulan suci ini.
“Dalam lima hari terakhir Ramadhan, Mujahidin IIA yang pemberani telah menggagalkan semua konspirasi para penjajah selama operasi jihad Azam. Mereka telah melakukan pukulan yang menghancurkan terhadap pasukan defensive barat, yaitu tentara, polisi, dan Arbaki (milisi lokal) di seluruh negara ini dan telah menaklukkan beberapa daerah. Pengambilalihan distrik Chahr Dara dan Dashti Archi di provinsi Kunduz dan daerah luas di Kajaki dan Musa Qala di provinsi Helmand adalah sedikit contoh yang bisa disebutkan,” kata Mujahidin IIA dalam rilisannya yang dipublikasikan Voice of Jihad pada Sabtu (27/6/2015).
Kemenangan-kemenangan besar Mujahidin IIA di pekan pertama bulan suci Ramadhan ini meningkatkan harapan di kalangan kaum Muslimin Afghan akan masa depan Afghanistan.
“Selama pekan pertama Ramadhan, operasi Jihad ‘Azam’ yang sakral telah meningkatkan harapan di kalangan rakyat Afghan, yang berisi kabar baik dari keberhasilan utama dan kemenangan-kebenangan besar. Atas karunia dan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Mujahidin telah menaklukkan wilayah-wilayah luas di seluruh negara ini dan menaikkan bendera putih Imarah Islam Afghanistan yang dihiasi dengan kalimat Syahadat.
Kemenangan ini juga disebabkan semangat dan keyakinan Mujahidin yang tinggi, terutama di bulan suci Ramadhan. Mereka meyakini bahwa jihad di bulan Ramadhan membawa berkah lebih dari hari-hari biasa, mengacu pada sejarah kemenangan-kemenangan besar yang diperoleh oleh pasukan Muslim pada zaman Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam pada saat bulan Ramadhan.
“Semangat dan keyakinan Mujahidin telah tinggi sejak awal, dengan berkah Ramadhan hal itu telah mencapai puncak keberanian. Para penjajah dan antek-antek mereka telah kehilangan kepercayaan diri karena upaya mereka sejak empat belas tahun lalu yang bertujuan menyebarkan kerusakan tengah mendekati akhirnya bersama dengan sistem korup dan pemerintahan berkepala dua yang mereka anggap sebagai pencapaian telah dekat untuk keruntuhannya.”
(siraaj/arrahmah.com)