SOMALIA (Arrahmah.com) – Hizbul Islam, koalisi antara pejuang Somalia mengatakan pihaknya menolak gencatan senjata dengan presiden baru Somalia.
Muse Abdi Arale, juru bicara Hizbul Islam, pada Minggu (1/3) bahwa kabar mengenai rencana gencatan antara kelompoknya dengan pemerintah Somalia tidak benar.
“Kami akan menyerang musuh dan antek-anteknya kapanpun kami mau,” kata Arale.
Presiden Somalia Sharif Ahmed, hari Sabtu (28/2) mengumumkan bahwa ia telah menyetujui proposal gencatan senjata dengan kelompok pemberontak dan telah menerima implementasi syariah atau hukum-hukum Islam di negaranya.
“Saya bertemu dengan pemimpin dan pihak-pihak yang dituakan dari mereka dan menyetujui permintaan gencatan dan perdamaian, dan saya mempersilahkan semua partai oposisi untuk memberhentikan kekerasan yang tak perlu,” kata Ahmed.
Arale mengatakan pihaknya telah bertemu dengan mediator tetapi hanya untuk mendiskusikan rencana penarikan mundur sebagaian pejuangnya.
Penolakan ini datang sehari setelah Omar Abdirahsid Sharmarke, perdana menteri Somalia memimpin pengukuhan pemerintahan baru di Mogadishu, ibu kota Somalia.
Hizbul Islam menentang keberadaan tentara AU di Somalia dan akan melawan sampai mereka (tentara AU) meninggalkan negara tersebut.(Althaf/arrahmah)