YERUSALEM (Arrahmah.id) – Pejuang Palestina telah melancarkan serangan terbesar ke “Israel” dalam beberapa tahun terakhir, menyusup ke daerah-daerah di Israel selatan di tengah rentetan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza yang menewaskan sedikitnya seorang wanita dan melukai 15 orang lainnya, kata petugas medis “Israel”.
Tembakan roket dimulai dari beberapa lokasi di Gaza mulai pukul 06:30 pagi waktu setempat pada Sabtu (7/10/2023) dan berlanjut selama hampir setengah jam, kantor berita Agence France-Presse melaporkan.
Mohammed Deif, seorang komandan militer senior Hamas, kemudian mengumumkan dimulainya operasi militer dalam sebuah siaran di media Hamas, dan menyerukan kepada warga Palestina di mana saja untuk bertempur.
Deif mengatakan bahwa roket-roket yang ditembakkan menandai dimulainya “Operasi Badai Al-Aqsa”, lansir Al Jazeera.
“Kami telah memutuskan untuk mengatakan cukup sudah,” kata Deif seraya mendesak semua warga Palestina untuk menghadapi “Israel”. “Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri penjajahan terakhir di muka bumi,” katanya, seraya menambahkan bahwa 5.000 roket telah diluncurkan.
Militer “Israel” mengatakan kepada warga “Israel” yang tinggal di sekitar Jalur Gaza untuk tetap tinggal di rumah mereka dan memperingatkan bahwa Hamas akan membayar “harga yang mahal atas tindakannya”.
Media “Israel” melaporkan bahwa para pejuang bersenjata telah menembaki orang-orang yang lewat di kota Sderot, di “Israel” selatan, dan rekaman yang beredar di media sosial tampaknya menunjukkan para pejuang Palestina berseragam yang terlibat dalam bentrokan di kota perbatasan. Video lain di media sosial menunjukkan sebuah tank “Israel” yang terbakar.
Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu bertemu dengan para pejabat tinggi keamanannya pada Sabtu pagi.
Rob Reynolds dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Yerusalem Timur yang diduduki, mengatakan bahwa “unsur kejutan” dalam serangan dini hari yang tampaknya melibatkan para pejuang Palestina dengan menggunakan truk di dalam wilayah Israel dan paralayang, di samping tembakan roket, akan membuat warga Israel “terkejut dan terpana”.
Pertempuran pada Sabtu terjadi setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan “Israel” yang bergejolak dengan Gaza, dan bentrokan di Tepi Barat yang diduduki “Israel”. Sedikitnya 247 warga Palestina telah terbunuh oleh pasukan “Israel” sepanjang tahun ini, sementara 32 warga “Israel” dan dua warga negara asing terbunuh dalam serangan-serangan Palestina.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram, Hamas menyerukan kepada “para pejuang perlawanan di Tepi Barat” serta “negara-negara Arab dan Islam” untuk bergabung dalam pertempuran.
Saleh al-Arouri, seorang pemimpin Hamas yang berada di pengasingan, mengatakan bahwa operasi pada Sabtu merupakan respon terhadap kejahatan penjajah.
Ia mengatakan para pejuang Palestina mempertahankan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dan memperjuangkan ribuan tahanan Palestina yang ditahan “Israel”.
Menteri Pertahanan “Israel” Yoav Gallant menyetujui pengerahan tentara cadangan pada Sabtu sebagai tanggapan atas operasi Hamas, kata juru bicara kementerian pertahanan “Israel”.
Militer “Israel” mengumumkan “keadaan siaga perang”, sehari sebelumnya. (haninmazaya/arrahmah.id)