blank_page
Gaza (arrahmah) – Pejuang Palestina di Gaza menembakkan beberapa roket ke Israel selatan. Jurubicara militer Israel mengatakan hari Sabtu, serangan roket itu mengenai kota perbatasan Sderot, yang sudah serang menjadi sasaran.
blank_page
Salah satu roket menghantam sebuah rumah, tetapi tidak ada yang cedera. Roket-roket itu ditembakkan beberapa jam setelah serangan udara brutal Israel di Gaza yang menewaskan lima orang Palestina. Serangan udara Jumat malam itu menghancurkan dua pos polisi Hamas.
Sebelumnya hari Jumat, serangan mortir Hamas menewaskan seorang warga Israel dan melukai tiga lainnya di kampung pertanian Kfar Aza. Serangan-serangan roket dari Gaza ke Israel selatan telah menewaskan 14 orang sejak tahun 2000 menurut data yang diberikan oleh militer Israel,Namun tidak pada Faktanya.
Israel telah menutup perbatsan Gaza sejak Hamas merebut kontrol atas wilayah itu dari kelompok Fatah tahun lalu.
Tiga Hari Dalam Kegelapan
Sementara itu, Lebih dari 1, 5 juta rakyat Palestina yang tinggal di Jalur Gaza kian menderita akibat pemutusan aliran listrik ke wilayah itu yang dilakukan Zionis-Israel. Jika malam tiba, nyaris seluruh wilayah Gaza gelap gulita, hanya ada satu-dua tempat yang diterangi oleh cahaya lilin. Di beberapa sudut masih ada mesin generator kecil yang bekerja dengan bantuan gas, tetapi ini pun hanya cukup untuk satu atau dua malam lagi.
“Sumber tenaga listrik untuk Gaza memang kembali diputus alirannya oleh Israel. Kami tidak bisa menebak sampai kapan hal ini akan terus terjadi. Saat ini sekitar 30-35% rumah di Tepi Barat dan seluruh rumah di Jalur Gaza sama sekali tidak mendapat suplai listrik, ” ujar Kan’an Ubaid, pejabat di Kementerian Sumber Daya Alam dan Mineral Palestina.
Hal yang sama sebenarnya pernah terjadi sejak September tahun lalu ketika Israel memutuskan aliran listrik ke Jalur Gaza sebagai upaya blokade total terhadap warga Gaza yang dinilai mendukung HAMAS.
Yang menyedihkan, hal ini menjadikan rumah sakit-rumah sakit di Gaza tidak bisa beroperasi dengan semestinya. Banyak pasien setempat yang menemui ajal disebabkan tidak bisa dioperasi karena tidak ada aliran listrik yang cukup. Atas tindakan Zionis-Israel ini, pemerintah Amerika Serikat bungkam seribu bahasa seolah tidak mengetahui apa yang dikerjakan oleh sekutu terdekatnya itu.