SURIAH (Arrahmah.com) – Mujahidin memperingatkan bahwa serangan udara Rusia akan membuat kelompok-kelompok mujahidin menjadi lebih kuat.
Keputusan Rusia untuk ikut berperang di Suriah telah mendorong lebih banyak pejuang ke pelukan kelompok Al-Qaeda yang kuat di negara itu.
Jabhah Nusrah, kelompok Al-Qaeda Suriah yang telah mengangkat senjata melawan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad sejak 2011, kini menjadi salah satu kelompok paling kuat dalam perang Suriah, lansir The Telegraph pada Sabtu (3/10/2015).
Dukungan militer Moskow untuk Asad sama saja dengan invasi, Mujahidin Jabhah Nusrah dan kelompok-kelompok mujahidin lainnya mengatakan mereka ingin membangkitkan kembali kegagalan invasi Soviet di Afghanistan.
Dalam wawancara dengan The Telegraph, para mujahid di Suriah, meliputi Jabhah Nusrah dan Ahrar Syam, menjelaskan kemarahan mereka karena posisi mereka dijadikan sebagai target bom Rusia yang akhirnya menyebabkan kematian puluhan warga sipil.
Dalam video yang diunggah ke internet pada Kamis (1/10/2015), Abdullah Al-Muhaysini, seorang Mujahidin Jabhah Nusrah, mengatakan: “Rusia tetap menjadi negara yang sayapnya terputus di tanah Afghanistan,” katanya. “Hari ini memasuki Suriah, sehingga Suriah akan menjadi kuburan bagi penjajah (baca: Rusia).”
Para pengamat mengatakan hubungan sejarah Jabhah Nusrah dalam peperangan itu akan mendapat keuntungan dalam beberapa bulan mendatang.
Kelompok mujahidin Al-Qaeda telah mendapatkan manfaat atas serangkaian penggabungan faksi dalam beberapa hari terakhir, menggabungkan beberapa unit Chechnya dan Uzbekistan ke dalam barisan mereka.
Di antara mereka adalah Katibah Tauhid wal Jihad, yang mendukung operasi pimpinan Jabhah Nusrah baru-baru ini dan berhasil mengeksekusi 56 tentara rezim di provinsi barat laut Idlib. (fath/ arrahmah.com)