SANA’A (Arrahmah.id) – Sebuah sumber tingkat tinggi Yaman memperingatkan pada Ahad (16/3/2025) bahwa serangan militer AS-Inggris baru-baru ini di Yaman, yang menargetkan beberapa kota di seluruh negeri, dapat menyebabkan peningkatan dramatis dalam dukungan Yaman untuk Gaza.
Sumber tersebut, yang berbicara kepada Al Mayadeen, menekankan bahwa serangan itu tidak akan dibiarkan begitu saja dan dapat memicu fase baru dukungan Yaman untuk Palestina.
Sumber tersebut menegaskan kembali sikap Yaman dalam konflik yang sedang berlangsung, dengan menyatakan, “Kapal-kapal yang terkait dengan ‘Israel’ tidak akan melewati zona angkatan laut yang ditentukan” menyusul blokade yang diumumkan oleh Angkatan Bersenjata Yaman.
Langkah ini, menurut sumber tersebut, merupakan bagian dari upaya Yaman yang lebih luas untuk mengepung pendudukan ‘Israel’, dengan komitmen tegas untuk terus mendukung Palestina dengan cara apa pun.
Melindungi Kepentingan ‘Israel’
Pejabat senior Yaman mengutuk agresi AS-Inggris, menggambarkannya sebagai upaya untuk melindungi pendudukan ‘Israel’.
Pejabat itu berpendapat bahwa serangan dari pemerintahan AS, yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump, dimaksudkan untuk menunjukkan solidaritas dengan kebijakan ekspansionis ‘Israel’.
“Tindakan AS tersebut merupakan pesan yang jelas dari Washington kepada lobi Zionis bahwa mereka siap melindungi ‘Israel’ dengan segala cara,” ungkap sumber tersebut.
Terkait seruan Trump agar Yaman menghentikan operasinya, sumber tersebut menepisnya sebagai “tidak masuk akal,” mempertanyakan efektivitas tuntutan tersebut mengingat sejarah pembangkangan Yaman, termasuk keberadaan kapal induk dan kapal perusak AS di wilayah tersebut.
Tekad Yaman untuk Mendukung Gaza
Menanggapi serangan udara tersebut, Biro Politik Ansarallah mengutuk agresi tersebut, menyebutnya sebagai “serangan berbahaya dan kriminal.”
Mereka mengonfirmasi bahwa wilayah sipil di ibu kota, Sanaa, terkena serangan, yang mengakibatkan banyak korban. Biro tersebut menekankan bahwa tindakan tersebut merupakan kejahatan perang dan menggarisbawahi peran AS dalam mendukung perluasan wilayah dan kebrutalan ‘Israel’ di Gaza.
Namun, kelompok tersebut meyakinkan bahwa Yaman akan terus mendukung Gaza, apa pun konsekuensinya, dan menegaskan bahwa agresi tersebut hanya akan memperkuat tekad Yaman.
“Ini adalah bagian dari tugas moral dan kemanusiaan kami,” kata seorang perwakilan dari Ansarallah.
Eskalasi dan Operasi Angkatan Laut
Pejabat Yaman juga menegaskan kembali komitmen Yaman untuk menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan ‘Israel’.
“Operasi angkatan laut kami akan terus menargetkan kapal-kapal ‘Israel’ secara eksklusif untuk mengakhiri pengepungan di Gaza,” kata Muhammad al-Bukhaiti, anggota Biro Politik Ansarallah. Ia berpendapat bahwa keterlibatan AS dalam agresi terhadap Yaman tidak dapat dibenarkan dan bahwa Yaman akan menghadapi eskalasi apa pun dengan perlawanan yang lebih besar.
Mohammad Abdul-Salam, kepala delegasi negosiasi Sanaa, mengutuk serangan udara AS, menyebutnya sebagai “tindakan agresi yang terang-terangan” dan menekankan bahwa tindakan AS dirancang untuk memperkuat pengepungan ‘Israel’ terhadap Gaza.
Ia juga menolak klaim Trump tentang keselamatan navigasi internasional di Selat Bab al-Mandab, dengan menegaskan bahwa blokade laut Yaman hanya menargetkan pengiriman ‘Israel’.
Eskalasi ini menyusul serangan militer besar-besaran oleh koalisi pimpinan AS pada 15 Maret, dengan AS menargetkan infrastruktur Yaman, termasuk radar, pertahanan udara, dan sistem rudal. Koresponden Al Mayadeen melaporkan bahwa serangan udara tersebut, yang telah menyebabkan jatuhnya korban sipil, merupakan konsekuensi langsung dari dimulainya kembali aksi militer Yaman terhadap kapal-kapal yang terkait dengan ‘Israel’ yang beroperasi di wilayah tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)