NIAMEY (Arrahmah.id) – Seorang pejabat Ukraina menuduh Moskow mendalangi kudeta di Niger, mengacu pada dugaan keterlibatan sebagai “taktik standar Rusia”.
Rabu lalu (26/7/2023), Presiden Mohamed Bazoum dan pemerintahannya yang terpilih secara demokratis disingkirkan oleh para pemimpin militer dalam kudeta militer ketujuh yang terjadi di negara itu dalam waktu kurang dari tiga tahun.
Pada Selasa (1/8), Mykhailo Podolyak, penasihat presiden Ukraina, mengatakan Rusia berada di balik pengambilalihan yang mengejutkan itu.
Di outlet media sosial X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, Podolyak menulis, “Sekarang sangat jelas bahwa Rusia berada di balik apa yang disebut ‘kudeta militer’ di Niger. Ini adalah taktik standar Rusia: mengalihkan perhatian, memanfaatkan momen, dan memperluas konflik.”
“Rusia memiliki skenario global untuk memprovokasi ketidakstabilan guna merusak tatanan keamanan global,” katanya.
“Saatnya untuk menarik kesimpulan yang tepat: hanya penghapusan klan [Presiden Rusia] Putin dan mengirim Rusia ke kelahiran kembali politik yang dapat menjamin tidak dapat diganggu gugatnya aturan dan stabilitas dunia.”
Kremlin mengatakan pada Senin (31/7) bahwa situasi di Niger “menyebabkan keprihatinan serius” setelah kudeta yang dikutuk oleh sebagian besar dunia tetapi disambut baik oleh bos tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin, yang memiliki kepentingan luas di Afrika.
Dalam panggilan telepon dengan wartawan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia meminta semua pihak di Niger untuk menahan diri, dan untuk secepat mungkin kembali ke ketertiban hukum.
Grup Wagner Rusia belum mengklaim bertanggung jawab atas kudeta tersebut, tetapi Prigozhin memuji pengambilalihan militer tersebut.
Prigozhin telah memainkan peran penting di banyak negara Afrika, yang membuat kecewa Barat, dan baru-baru ini tiba di Republik Afrika Tengah (CAR) menjelang referendum konstitusional.
Dalam pesan audio baru-baru ini di Telegram Grup Wagner, Prigozhin mengatakan apa yang terjadi di Niger “tidak lain adalah perjuangan rakyat Niger melawan penjajah mereka. Dengan penjajah yang mencoba memaksakan aturan hidup mereka pada mereka dan kondisi mereka dan menjaga mereka dalam keadaan Afrika ratusan tahun yang lalu.
Dia menambahkan: “Hari ini, ini secara efektif mendapatkan kemerdekaan mereka. Sisanya pasti akan bergantung pada warga Niger dan seberapa efektif pemerintahannya, tetapi yang utama adalah ini: mereka telah menyingkirkan para penjajah.” (zarahamala/arrahmah.id)