DOHA (Arrahmah.com) – Pejabat Turki dan Qatar akan bertemu di Doha pada Senin malam dan kemudian melakukan perjalanan bersama ke Kabul untuk membahas kesepakatan formal untuk mengoperasikan bandara ibu kota Afghanistan dengan Taliban, kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu.
Turki telah mengatakan akan terbuka untuk mengoperasikan bandara internasional Hamid Karzai di Kabul bersama dengan Qatar, menyusul pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban pada Agustus, tetapi hanya jika tuntutan keamanannya dipenuhi, lansir Reuters (20/12/2021).
Bandara ini merupakan jalur udara utama Afghanistan yang terkurung daratan ke dunia luar, pada saat jutaan orang di negara terpencil itu menghadapi kelaparan di musim dingin yang keras. Pada Ahad (19/12), negeri-negeri kaum Muslim berjanji untuk membentuk dana perwalian untuk Afghanistan.
Ankara telah mengadakan pembicaraan terkait bandara Kabul dengan Doha dan mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Qatar untuk menjaganya tetap beroperasi.
Reuters telah melaporkan bahwa Uni Emirat Arab juga mengadakan pembicaraan dengan Taliban untuk menjalankan bandara.
Cavusoglu mengatakan perusahaan Turki dan perusahaan Qatar telah menandatangani nota kesepahaman tentang pengoperasisan lima bandara di Afghanistan, termasuk Hamid Karzai, tetapi tidak menyebutkan empat lainnya.
“Dalam kerangka ini, kami akan memberikan penawaran bersama kepada pemerintah sementara Afghanistan. Rekan-rekan kami menuju Doha malam ini dan mereka akan melakukan perjalanan bersama ke Kabul dari sana untuk membahas masalah ini dengan pemerintah sementara di sana,” katanya dalam konferensi pers di Ankara, Senin (20/12).
“Jika persyaratan kami terpenuhi, kami dapat mengoperasikan bandara dengan Qatar. Kalau syaratnya tidak terpenuhi, tidak ada kewajiban bagi kami untuk mengoperasikannya,” ujarnya.
Qatar telah membantu menjalankan bandara bersama dengan Turki setelah memainkan peran utama dalam upaya evakuasi menyusul penarikan AS yang kacau pada Agustus. Tetapi Taliban belum meresmikan pengaturan apa pun, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters pada bulan November.
Taliban mengatakan tidak ingin ada pasukan asing di tanah Afghanistan, sedang Turki ingin pasukannya berada di sana, untuk memberikan keamanan terhadap warganya yang nantinya bekerja di bandara Kabul. (haninmazaya/arrahmah.com)