TUNIS (Arrahmah.com) – Dua orang bersenjata yang menewaskan 21 warga sipil dalam serangan terhadap wisatawan asing di museum Tunis dilatih di sebuah kamp militan di Libya. Demikian jelas Sekretaris Departemen Keamanan Negara Tunisia dikutip AFP, Jum’at (20/3/2015).
“Mereka meninggalkan negara ini secara ilegal Desember lalu ke Libya dan mereka mampu berlatih dengan senjata di sana,” ujar Rafik Chelly pada saluran televisi swasta AlHiwar Ettounsi.
Pihak otoritas menyebutkan nama kedua pelaku sebagai Yassine Abidi dan Hatem Khachnaoui.
Chelly mengatakan bahwa Abidi telah ditangkap sebelum perjalanan ke Libya, tanpa memberikan rincian.
Serangan Rabu (18/3) di Bardo Museum Nasional di pusat kota Tunis adalah insiden negara terburuk sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan orang kuat Tunisia, Zine al-Abidine Ben Ali.
Kepala keamanan mengatakan dua pria bersenjata adalah bagian “dari sel-sel tidur” yang terdapat di beberapa daerah.
“Kami tahu mereka dapat memulai operasi tapi kami harus mengumpulkan petunjuk untuk melakukan penangkapan,” kata Chelly Kamis malam, (19/3).
Dia memberikan nama lokasi beberapa kamp pelatihan yang diduga untuk menggempur Tunisia di Libya, termasuk kota kedua Benghazi dan kota pesisir Derna, yang telah menjadi benteng bagi “jihadis”.
Pihak berwenang mengatakan sebanyak 3.000 warga Tunisia telah pergi ke Irak, Suriah dan Libya untuk berperang di barisan jihad. Hal itu menimbulkan kekhawatiran berlebihan atas kembalinya para militan dari pertempuran ke kampung halaman untuk merencanakan serangan. Wallahua’lam bish-shawwab. (adibahasan/arrahmah.com)