KABUL (Arrahmah.com) – Sejumlah penyerang meledakkan bom truk di provinsi Nangarhar timur Afghanistan pada Sabtu (3/10/2020), menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan lainnya, menurut pejabat provinsi, di tengah kekerasan yang terus berlanjut di negara yang dilanda perang itu meskipun pembicaraan damai berlangsung di Qatar.
Dikutip Reuters, Attaullah Khugyani, juru bicara pemerintah provinsi, mengatakan jumlah korban, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, dapat meningkat dan puluhan orang juga terluka akibat ledakan di distrik Ghani Khel.
Obaidullah Shinwari, anggota dewan provinsi Nangarhar, mengatakan 52 orang terluka dalam ledakan itu.
Tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Arian menyalahkan Taliban atas serangan itu. Menurutnya, dalam dua pekan terakhir mereka telah melancarkan 650 serangan yang menewaskan 69 warga sipil dan melukai 141 orang.
Taliban tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Negosiator pemerintah Afghanistan sedang mengadakan pembicaraan dengan Taliban di ibu kota politik mereka, Doha, dalam upaya untuk mengakhiri konflik selama beberapa dekade, tetapi seruan pemerintah dan komunitas internasional untuk gencatan senjata atau pengurangan kekerasan sejauh ini telah ditolak oleh Taliban.
Kekerasan telah meningkat sejak pengurangan periode kekerasan yang menyebabkan Amerika Serikat menandatangani penarikan pasukan dengan kelompok tersebut, yang dirancang untuk mengantarkan jalan ke negosiasi perdamaian, pada bulan Februari.
Kementerian Dalam Negeri juga mengatakan dalam sebuah tweet bahwa pasukan Afghanistan telah membunuh seorang anggota kunci Taliban dan menangkap lima lainnya pada Jumat malam (2/10) di provinsi Balkh utara. (Althaf/arrahmah.com)