WASHINGTON (Arrahmah.id) – Pejabat tinggi keamanan “Israel” mengunjungi Washington pada Kamis (1/6/2023) untuk bertemu dengan Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional untuk Presiden Joe Biden, untuk membahas “berbagai masalah global dan regional yang menjadi perhatian bersama”, dengan penekanan khusus pada upaya Iran untuk memperoleh senjata nuklir.
Penasihat Keamanan Nasional “Israel” Tzachi Hanegbi dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dijamu di Gedung Putih, di mana mereka membahas “peningkatan koordinasi” untuk “mencegah Iran memperoleh senjata nuklir”.
Mereka juga membahas tekad “Israel” untuk “melawan ancaman dari Iran dan proksinya”, menurut notulensi pertemuan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.
Pertemuan itu terjadi setelah Iran mengumumkan rencananya untuk memasang sistem pertahanan udara tercanggihnya ke Bashar Asad untuk mencegah serangan udara “Israel” terhadap proksi yang berbasis di Suriah.
Kunjungan itu juga terjadi lebih dari sepekan setelah Kepala Staf Angkatan Pertahanan “Israel” Herz Halevi dan Hanegbi memperingatkan kemampuan dan kemauan “Israel” untuk menyerang situs nuklir Iran.
Hanegbi mengatakan pada saat itu: “Jika kita yakin tidak ada tindakan militer yang dapat dihindari terhadap fasilitas nuklir di Iran… Saya pikir setiap pemimpin “Israel” akan mendapat dukungan penuh dari warga “Israel” dan negara untuk melakukan apa yang dilakukan Menachem Begin pada 1981, apa yang Olmert lakukan pada 2007.”
Dalam pertemuan kemarin, Sullivan setuju dengan keprihatinan “Israel” atas Iran dan membahas keprihatinan bersama kedua negara atas aliansi yang semakin dalam antara Rusia dan Iran dan pentingnya mendukung Ukraina, termasuk melawan drone Iran.
Sullivan juga menekankan pentingnya “Israel” “untuk mengambil langkah-langkah tambahan untuk memperbaiki kehidupan warga Palestina, yang penting untuk mewujudkan wilayah yang lebih damai, sejahtera, dan terintegrasi”, bunyi notulensi tersebut.
Kepala badan keamanan Shin Bet “Israel” Ronen Bar juga berada di AS pekan ini untuk melakukan pembicaraan di Gedung Putih.
Topik utama diskusi adalah meningkatnya kekhawatiran “Israel” tentang “situasi keamanan” di Tepi Barat yang diduduki dan “kemunduran Otoritas Palestina”, menurut sumber-sumber “Israel”.
Pertemuan ini juga terjadi menyusul pernyataan bahwa AS “sangat terganggu” oleh keputusan berpotensi destabilisasi pemerintah “Israel” yang memungkinkan pemukim Yahudi untuk kembali ke pemukiman ilegal yang sebelumnya ditinggalkan di Tepi Barat. (zarahamala/arrahmah.id)