PALESTINA (Arrahmah.com) – Hamas menyatakan bahwa “Israel” bertanggungjawab atas pembunuhan seorang pejabat senior mereka yang ditembak mati di dekat rumahnya di Jalur Gaza pada hari Jum’at (24/3/2017).
Seorang jurubicara militer “Israel” menolak untuk mengomentari insiden di daerah Jalur Gaza itu, lansir MEE.
Mazen Faqha, seorang pejabat Hamas dari Tepi Barat yang diduduki, dibebaskan oleh “Israel” dalam pertukaran tawanan pada 2011 dan diasingkan ke Gaza, ditembak beberapa kali, kata polisi Hamas.
Pejabat senior Hamas lain, Izzat El-Reshiq, mengatakan para pembunuh menggunakan silencer. Ribuan orang menghadiri pemakaman Faqha pada hari Sabtu.
“Hamas dan sayap militernya meyakini ‘Israel’ dan kolaboratornya bertanggung jawab atas kejahatan keji ini. ‘Israel’ tahu bahwa darah pejuang tidak tumpah sia-sia dan Hamas akan tahu bagaimana harus bertindak,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Khalil Al-Haya, wakil kepala Hamas di Gaza, mengatakan hanya “Israel” yang menginginkan kematian Faqha.
Faqha (38), adalah salah satu dari lebih dari 1.000 tahanan Palestina yang dibebaskan “Israel” dalam kesepakatan pertukaran tawanan.
Dalam kesepakatan itu, “Israel” membebaskan 1.027 tahanan Palestina dengan pertukaran bagi pembebasan tentara “Israel” Gilad Shalit, yang ditangkap oleh Hamas pada tahun 2006.
Gilad Shalit adalah seorang tentara “Israel” yang telah ditahan Hamas selama lima tahun setelah ditangkap dalam serangan lintas perbatasan.
“Israel” memenjarakan Faqha pada tahun 2003 karena merencanakan serangan terhadap “Israel”. Media “Israel” mengklaim bahwa setelah pembebasannya, sementara di pengasingan di Gaza, ia terus merencanakan serangan di Tepi Barat.
Kekerasan lintas-perbatasan antara militan Gaza dan “Israel” sebagian besar telah mereda sejak perang 2014.
Menurut pejabat kesehatan Gaza, lebih dari 2.100 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, tewas dalam 50 hari pertempuran. Sementara “Israel” menyatakan ada 67 tentara dan enam warga sipil mereka yang tewas. (banan/arrahmah.com)