RAFAH (Arrahmah.com) – Para pejabat Palestina di Jalur Gaza telah memperingatkan bahaya dari rencana Mesir yang ingin menjadikan wilayah perbatasan Mesir-Gaza sebagai zona peternakan ikan, mereka akan membanjiri wilayah tersebut dengan air laut.
Proyek ini merupakan upaya untuk menghentikan kegiatan terowongan lintas batas yang selama ini dilakukan oleh penduduk Gaza untuk memenuhi kebutuhan harian mereka.
Menurut Mazen Al-Banna, wakil presiden otoritas perairan Gaza, langkah tersebut bisa menimbulkan ancaman serius bagi keamanan nasional Mesir dan Palestina karena mereka berbagi akuifer yang sama.
Berbicara dalam konferensi pers gabungan dengan para pejabat perairan Gaza dan badan lainnya, ia mengungkapkan: “Mesir telah mulai menggali tempat penampungan air yang dalam dan pipa diletakkan di bawah tanah yang mengandung salinitas air laut yang tinggi, dengan tujuan untuk menghancurkan terowongan lintas perbatasan,” seperti dilaporkan MEMO pada Senin (7/9/2015).
“Ini, bisa menyebabkan kehancuran akuifer,” lanjut Al-Banna.
“Memompa air laut ke dalam waduk, yang bisa bocor, akan sangat berpengaruh bagi kedua belah pihak, dari segi ekonomi, pangan dan keamanan lingkungan,” ujarnya.
“Sekitar seminggu lalu, Mesir mulai menggunakan alat berat untuk meletakkan pipa air besar-hingga berdiameter 60cm-di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza,” ujar sumber pejabat Palestina yang tidak ingin disebutkan namanya kepada kantor berita Anadolu.
“Tujuan dari peletakan pipa besar ini adalah untuk membanjiri terowongan dengan air dari Laut Mediteraniatanpa harus mencari lokasi yang tepat,” lanjut sumber.
Langkah tersebut, menurut sumber, akan sangat cepat menyebabkan runtuhnya terowongan.
Al-Banna menyerukan badan-badan internasional dan organisasi lingkungan internasional untuk campur tangan untuk menghentikan proyek bencana tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Mesir berupaya menghancurkan terowongan-terowongan lintas perbatasan yang digali oleh penduduk Gaza sebagai upaya mereka untuk memenuhi kebutuhan harian. Terowongan ini menjadi satu-satunya jalan bagi warga Gaza untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang mereka dapatkan dari wilayah Mesir sejak “Israel” memberlakukan blokade ketat pada tahun 2007 dan masih berlangsung hingga saat ini. (haninmazaya/arrahmah.com)