BRUSSELS (Arrahmah.com) – Sejumlah pejabat tinggi salibis NATO menyatakan keprihatinannya atas misi panjang aliansi militer pimpinan AS di Libya dan mendesak dihentikannya perang tersebut, Press TV melaporkan pada Kamis (15/9/2011).
“Kami harus mengakhiri urusan ini segera di Libya,” kata salah satu komandan militer NATO yang enggan disebut identitasnya pada Rabu (14/9), Associated Press melaporkan.
Sejak Maret, Amerika Serikat dan NATO menjadi pengeksekusi resolusi Dewan Keamanan PBB dalam rangka menekan diktator buron Muammar Gaddafi agar menyerahkan kekuasaannya.
Ia mengingatkan bahwa operasi ini terlalu merepotkan, apalagi pada saat yang sama, NATO harus juga melakukan operasi berlarut-larut dan mahal di Afghanistan dan Kosovo – yang masing-masing telah berlangsung sekitar 10 dan 12 tahun.
“Kami hanya tidak mampu menanggung misi yang hanya berlarut-larut ini. Salah satu harus diakhiri.”
Beberapa perwira militer senior salibis lainnya, yang juga minta identitasnya dirahasiakan, juga telah menyuarakan kekhawatiran bahwa NATO tidak bisa mengelola peperangan, sementara negara-negara anggotanya menghadapi pemotongan anggaran pertahanan.
Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, mengklaim bahwa setiap misi tindak lanjut di Libya, yaitu yang ditujukan untuk pembangunan bangsa dan melatih aparat keamanan setempat, harus lebih diperhatikan oleh PBB.
Ribuan serangan udara oleh aliansi telah membunuh warga sipil dan banyak pejuang revolusioner Libya yang memerangi pasukan pemerintah. (althaf/arrahmah.com)