XINJIANG (Arrahmah.com) – Muslim di provinsi barat Cina, Xinjiang telah sangat marah dan tersinggung oleh upaya pemerintah untuk mencegah Muslimah Uighur mengenakan cadar mereka dan pria Muslim memanjangkan jenggot.
The Times News Network, sebuah kantor berita India, melaporkan bahwa pemerintah di provinsi Xinjiang telah mencoba untuk mengeksploitasi perempuan dengan pementasan kontes kecantikan yang dirancang untuk menyoroti daya tarik di wajah perempuan. Tidak tanggung-tanggung, program ini dibuat dengan judul : “Project Beauty”.
Laporan menunjukkan bahwa para pejabat kafir Cina dan polisi bahkan menghentikan Muslimah berhijab yang melintas di jalanan dan memaksa mereka untuk memasuki kelas singkat program “pendidikan ulang” agar mereka mau mengubah gaya berpakaian mereka. Para pria Muslim juga menjadi target, mereka dihentikan, diinterogasi dan kadang-kadang masuk ke dalam file polisi.
Berbagai laporan dari seluruh Xinjiang menunjukkan bahwa Muslimah Uighur telah dipaksa untuk melepas cadar mereka saat mereka ingin memasuki gedung-gedung pemerintahan tertentu, sementara sebuah rumah sakit di kota Hotan telah diminta oleh pihak kepolisian untuk mencatat identitas pasien yang mengenakan cadar.
“Jenggot panjang lebih disukai oleh ‘teroris’,” ujar kepala distrik Dunmali di provinsi Xinjiang mengatakan kepada TNN.
“Ketika kami melihat banyak pemuda tiba-tiba merubah tatanan gaya (rambut dan fashion) mereka, kami melihat itu sebagai sinyal bahwa mereka mungkin telah pergi ke arah ‘ekstrimisme’,” lanjutnya mengklaim.
Di Kashgar, sebuah kota yang berpenduduk 3,3 juta orang lebih, sekitar 90 persennya merupakan komunitas Muslim Uighur, penduduk setempat mengatakan bahwa mereka harus memegang erat tradisi.
“Kami perlu memegang erat tradisi kami dan mereka (pemerintah-red) harus memahami itu,” ujar seorang Muslimah Uighur berusia 25 tahun kepada AFP.
AFP mencatat bahwa wanita berkerudung sering dijemput paksa oleh pasukan keamanan dan kadang-kadang mereka dipaksa untuk menonton film-film propaganda yang mendorong mereka untuk melepas hijab mereka.
“Film tersebut tidak banyak merubah pikiran orang,” ujar Muslimah lainnya yang tetap teguh pada pendiriannya untuk menutup auratnya.
Wilayah Xinjiang yang berbatasan dengan Pakistan dan Asia Tengah, secara dramatis berubah sejak imigrasi besar-besaran etnis Cina Han oleh otoritas kafir Cina ke wilayah tersebut. Muslim Uighur menyatakan otoritas Cina melakukan penekanan yang sangat luar biasa terhadap mereka dan imigrasi besar-besaran tersebut akan mengikis budaya mereka yang unik.
Gardner Bovingdon, seorang ahli urusan Xinjiang di Universitas Indiana di Bloomington menjelaskan kepada AFP bahwa Partai Komunis berusaha untuk membasmi Islam dan kaum Muslimin di provinsi tersebut sejak tahun 1949.
Pada tahun 2009, kerusuhan mematikan meletus di ibukota Urumqi di mana ratusan orang tewas. Etnis Cina Han saat itu melancarkan serangan terhadap Muslim Uighur. Meskipun banyak kelompok ham mengutuk kebijakan brutal Cina di Xinjiang, namun penekanan terus dilancarkan. Dalam sebuah pernyataan, Amnesti Internasional mengatakan bahwa lebih dari 1.000 orang telah ditahan setelah kerusuhan pada Juli 2009, kebanyakan dari mereka adalah Muslim dan ratusan orang lainnya dilaporkan “menghilang”. (haninmazaya/arrahmah.com)