TEHERAN (Arrahmah.com) – Setelah berkali-kali jaringan narkoba Iran dibekuk oleh petugas kepolisian, BNN, dan bea cukai Indonesia, kini pemerintahan Syiah Imamiyah Iran memberikan pernyataan yang ‘wajar’ tentang peredaran narkoba di Iran.
Para pejabat Iran mengakui bahwa jumlah peredaran narkoba di Iran sungguh sangat mencengangkan, terutama di kalangan pelajar sekolah menengah dan mahasiswa perguruan tinggi. Mentri Pendidikan Iran, Haji Babai, menyatakan bahwa jumlah peredaran dan penggunaan narkoba di kalangan pelajar dari seluruh level pendidikan sangat mencengangkan dan tidak bisa dipungkiri lagi. Beberapa sekolah telah menemukan narkoba dalam tas para siswa, dan sebagian sekolah telah mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan para pelajar pecandu narkoba dari sekolah.
Salah seorang anggota Badan Penanggulangan Narkotika Iran, Fathimah Rustami, mengungkapkan bahwa pendataan terakhir yang dilakukan oleh lembaga nasional tersebut menemukan fakta bahwa jumlah pengguna narkotika di Iran mencapai 1,2 juta jiwa, dengan rata-rata usia mereka 32 tahun ke bawah. Jenis narkotika yang paling banyak dikonsumsi oleh para pelajar dan pemuda adalah heroin dan opium. Peningkatan pesat jumlah pecandu narkotika juga berakibat membengkaknya penderita Aids. Sebanyak 77,5 % penderita Aids dari kalangan pecandu narkoba atau sebesar 19435 orang, tertulari virus HIVS lewat jarum suntik.
Inilah realita negeri para pecandu seks bebas atas nama kawin mut’ah. Jika seks bebas dilegalkan atas nama ajaran agama, Syiah Imamiyah, tentu narkotika dan miras menjadi bumbu penyedapnya. Jika penderita Aids akibat kecanduan narkoba sedemikian besarnya, bagaimana lagi dengan para penderita aids akibat seks bebas? Tentulah jumlahnya juga semakin besar.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)