Baghdad – Para Pejabat Irak telah melarang penggunaan beberapa kendaraan dan kereta setelah sebuah bom meledak di sebuah distrik di Baghdad yang berpenduduk Syiah, menewaskan paling sedikit 7 orang dan melukai 30 orang lainnya.
Jurubicara militer Irak, Brigadir Jenderal Qassim al Moussawi mengumumkan hari Sabtu larangan tidak terbatas terhadap sepeda motor, sepeda, kereta dorong dan kereta hewan di Baghdad dan sekitarnya. Langkah itu diambil untuk mencegah serangan terhadap peziarah syiah pada waktu mereka melakukan perjalanan dalam beberapa hari mendatang ke kota suci Karbala di bagian selatan untuk memperingati kelahiran ulama abad ke 9, Imam al Mahdi.
Ledakan bom mobil hari Sabtu terjadi di luar Masjid Syi’ah di Distrik Kadhimiya, Baghdad, bahkan pada waktu penjagaan keamanan diperketat di Ibukota Baghdad, dalam usaha melindungi para peziarah yang menghadiri perayaan keagamaan itu.
Dalam berita lain, Militer Amerika di Irak mengatakan hari sabtu, pasukan koalisi telah menewaskan 3 teroris dan menahan 17 tersangka dalam operasi yang mentarget al Qaida di Irak, di Lembah Sungai Tigris, di utara Baghdad.
Sebelumnya, militer Amerika mengatakan 18 militan Shiah tewas dalam pertempuran sengit dengan pasukan Amerika di Baghdad barat. Para pejabat militer mengatakan pertempuran pecah Jumat pagi setelah militan menembaki patroli Amerika di daerah Shula, Baghdad. Militer mengatakan helikopter tempur Amerika menembaki sampai 12 orang militan yang dipersenjatai dengan senapan penyerang dan granat roket.
Daerah itu dikenal sebagai basis yang disebut “laskar Mahdi,” milisi yang setia kepada ulama radikal Shiah, Moqtada al-Sadr. Para saksi mengatakan ada juga korban yang jatuh di pihak sipil.
Sementara itu, panglima pasukan Amerika di selatan Baghdad mengatakan ia gusar oleh besarnya bantuan yang diterima pemberontak dari Pengawal Revolusioner Iran. Panglima tersebut mengatakan ditaksir 50 orang agen Iran dan Irak yang bekerja untuk Iran sedang giat di daerahnya.(voa/armnews)