KABUL (Arrahmah.id) – Mohammad Younus Rashid, wakil menteri urusan pemuda dari Kementerian Informasi dan Kebudayaan Imarah Islam Afghanistan (IIA), menyatakan pada acara penutupan seminar di Kabul bahwa lebih dari 20.000 mahasiswa lulus dari universitas-universitas di seluruh negeri setiap tahunnya, namun kesempatan kerja tidak tersedia bagi mereka.
Berbicara pada acara tersebut, yang menandai berakhirnya seminar tiga hari tentang bisnis online yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kaum muda, Rashid menekankan upaya-upaya untuk mengurangi pengangguran di kalangan kaum muda.
Menurut Rashid, wakil kementerian telah melaksanakan program pelatihan bisnis online selama tiga tahun terakhir untuk menciptakan peluang kerja, lansir Tolo News (28/2/2025).
“Tiga tahun yang lalu, kami mulai berpikir tentang bagaimana cara menyelamatkan kaum muda dari pengangguran. Pengangguran memaksa kaum muda kita untuk mencari perlindungan di negara-negara tetangga dan non-Muslim, di mana mereka dipengaruhi oleh budaya asing-sesuatu yang merupakan aib nasional bagi kita,” tambah Rashid.
“Dengan telepon atau komputer yang terhubung ke internet, seseorang dapat bekerja dari rumah. Seluruh dunia saat ini sedang bertransisi ke gaya hidup digital-mata uang digital, pemasaran digital, dan pekerjaan digital,” ujar Naeem-ul-Haq Haqqani, kepala Pusat Media dan Informasi Pemerintah.
Beberapa peserta muda yang melakukan perjalanan dari berbagai provinsi untuk menghadiri seminar di Kabul menyoroti pentingnya memperluas peluang bisnis online dan menyerukan dukungan yang lebih besar bagi lapangan kerja bagi kaum muda.
“Program ini harus diperluas ke semua provinsi dan kabupaten agar kaum muda kita dapat memperoleh pekerjaan. Saran saya, jika program ini menjadi bagian dari kurikulum universitas di Afghanistan, maka akan sangat bermanfaat,” ujar Hussainullah Niazi, seorang warga Kunduz.
Pejabat dari urusan kepemudaan di Kementerian Informasi dan Kebudayaan mengumumkan bahwa seminar ini diadakan di Kabul untuk meningkatkan kapasitas lebih dari 120 peserta muda dari 18 provinsi. (haninmazaya/arrahmah.id)