TEL AVIV (Arrahmah.id) – Pada Ahad malam (3/11/2024), Otoritas Penyiaran ‘Israel’ (KAN) melaporkan penangkapan empat orang yang terkait dengan kasus keamanan besar, yang melibatkan seorang penasihat Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu dan para pembantu lainnya.
Menurut media ‘Israel’, di antara mereka yang ditahan adalah Eli Feldstein, yang sebelumnya menjabat sebagai juru bicara kantor Netanyahu.
Surat kabar ‘Israel’ Yedioth Ahronoth menerbitkan penyelidikan yang dimulai pada Sabtu (2/11), yang menunjukkan bahwa lingkaran dalam kantor Netanyahu terlibat secara mendalam dalam mengatur jaringan kompleks dugaan kegiatan kriminal.
Kegiatan-kegiatan ini dilaporkan mencakup penanganan informasi keamanan sensitif yang tidak sah dan manipulasi persepsi publik melalui pemalsuan dokumen.
Pejabat di kantor Netanyahu dituduh merusak materi rahasia, mengatur kampanye misinformasi, dan membahayakan protokol keamanan.
Kelompok tersebut dilaporkan membuat dokumen palsu untuk menggagalkan kemungkinan kesepakatan pertukaran tahanan antara ‘Israel’ dan Perlawanan Palestina di Gaza. Untuk mencapai tujuan ini, mereka bahkan memproduksi materi palsu yang dikaitkan dengan Yahya Sinwar, mendiang pemimpin gerakan Hamas.
Tujuannya, menurut sumber-sumber ‘Israel’ ini, adalah untuk meyakinkan publik ‘Israel’ tentang ketidakmungkinan pertukaran tahanan, karena mereka mempromosikan narasi yang dirancang untuk mempengaruhi sentimen publik terhadap setiap kesepakatan potensial.
KAN: Four people were arrested in the security leaks case, including an adviser to Prime Minister Benjamin Netanyahu. Media reported that the main detainee in the leaks case is Eli Feldstein, who worked as a spokesman in Netanyahu's office. pic.twitter.com/O1deag3oIC
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) November 3, 2024
Bagian dari kampanye ini dilaporkan dilakukan secara internasional untuk memengaruhi opini internal ‘Israel’.
Contohnya adalah penerbitan laporan di surat kabar Jerman Bild pada 6 September, yang juga didasarkan pada dokumen palsu.
Menurut media ‘Israel’, mengutip sumber resmi, jika terbukti bersalah, pejabat Netanyahu yang terlibat dalam masalah tersebut dapat menghadapi konsekuensi hukum yang serius, dengan potensi hukuman penjara hingga 15 tahun.
Sebagian tuduhan itu melibatkan pengkhianatan, salah satu pelanggaran paling serius dalam pemerintahan dan militer ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)