WASHINGTON (Arrahmah.id) – Tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin oleh para pejuang Grup Wagner telah mengekspos “retakan” dalam kekuatan kepemimpinannya yang mungkin memerlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk menyelesaikannya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan, sementara sekutu Rusia, Cina, mengatakan bahwa mereka mendukung Moskow dalam “melindungi stabilitas nasional”.
Dalam serangkaian wawancara televisi, Blinken dan para anggota Kongres Amerika Serikat mengatakan bahwa gejolak pada Sabtu (24/6/2023) di Rusia telah melemahkan Putin dengan cara-cara yang dapat membantu serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia di dalam wilayahnya sekaligus menguntungkan negara-negara tetangga Rusia, termasuk Polandia dan negara-negara Baltik.
“Saya rasa kita belum melihat aksi terakhir,” kata Blinken dalam program berita ABC’s This Week setelah pemberontakan yang digagalkan oleh pasukan yang dipimpin oleh pendiri Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, lansir Al Jazeera (25/6).
Blinken mengatakan bahwa ketegangan yang memicu aksi tersebut telah berkembang selama berbulan-bulan dan menambahkan bahwa ancaman “masalah internal” dapat mempengaruhi kemampuan militer Moskow di Ukraina.
“Kami telah melihat lebih banyak retakan yang muncul di fasad Rusia. Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan tepat ke mana mereka pergi, dan kapan mereka sampai di sana. Namun yang pasti, kami memiliki berbagai pertanyaan baru yang harus dijawab oleh Putin dalam beberapa pekan dan bulan ke depan,” kata Blinken.
Para pejabat AS berharap dapat segera mengetahui lebih banyak tentang peristiwa yang terjadi di Rusia, termasuk rincian kesepakatan dengan Prigozhin yang dimediasi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang membuat para pejuang Wagner kembali ke pangkalan mereka.
Pasukan yang dipimpin oleh Prigozhin, mantan sekutu Putin dan mantan narapidana, telah bertempur dalam pertempuran paling berdarah dalam perang Rusia selama 16 bulan di Ukraina.
Sementara itu, Cina -yang telah mempertahankan hubungan dekat dengan Putin sejak operasi Ukraina diluncurkan- menyebut pemberontakan tersebut sebagai “urusan internal” dan menyatakan dukungannya pada pemerintahan Putin.
Hal ini muncul setelah Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko di Beijing pada Ahad (25/6). (haninmazaya/arrahmah.id)