AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) – Selama konferensi pers yang dilangsungkan pada Rabu (30/10/2013), seorang pejabat senior pemerintah AS memperbarui laporannya dalam pertemuan terakhir antara delegasi Irak, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Nouri Maliki, dan rekan-rekan Amerika mereka, termasuk Wakil Presiden AS Joe Biden.
Fokus utama mereka ialah mengenai kebangkitan Al-Qaeda di kawasan Irak, terutama di bawah bendera Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS).
ISIS kini “benar-benar merupakan sebuah jaringan ancaman antarnegara,” kata pejabat itu. “[ISIS] ini benar-benar sebuah ancaman besar yang terus meningkat bagi stabilitas Irak, ini adalah sebuah ancaman yang terus meningkat bagi mitra regional kami, dan ini juga merupakan sebuah ancaman yang terus meningkat bagi kami,” lanjut pejabat itu, seperti dilansir LWJ pada Jum’at (1/11).
Awal bulan ini, seorang anggota kongres senior AS juga memberikan penilaian yang sama. Afiliasi Al-Qaeda di Suriah, “berbicara mengenai melancarkan operasi eksternal, seperti apa yang terjadi di Afghanistan, yang menyebabkan serangan 9/11,” kata Mike Rogers, yang memimpin Komite Intelijen.
Komentar Rogers menunjukkan bahwa mereka sangat mencemaskan buah eksistensi afiliasi Al-Qaeda, Jabhah Nushrah dan ISIS, di seluruh dunia.
Para pejabat “kontraterorisme” Eropa juga telah berulang kali menyatakan kekhawatiran mereka tentang kemungkinan perekrutan Mujahidin Barat yang hendak berjihad bersama Al-Qaeda atau kelompok yang berafiliasi di Suriah di mana kemudian mujahidin tersebut bisa kembali ke negara asal mereka untuk melakukan serangan “teror”.
Selain itu, Rogers juga menyatakan bahwa saat ini ada lebih dari 10.000 Mujahidin yang berkomitmen berjihad bersama Al-Qaeda di Suriah timur. (banan/arrahmah.com)