JAKARTA (Arrahmah.com) – Relokasi pedagang kaki lima Pasar Tanah Abang ke blok G selain membuat pedagang merugi, ternyata juga beralih fungsi menjadi tempat prostitusi di malam hari, dan hal ini dibiarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Dikutip dari inilah.com, Koordinator Forum Pedagang Kecil Blok G Pasar Tanah Abang, Bekti mengatakan sejak di relokasi pedagang kecil mendapatkan kerugian, omzet berkurang dan sarana serta prasarananya tidak memadai.
“Setelah pindah ke blok G, boro-boro untung, pedagang tidak mendapatkan penghasilan,” ujar Bekti usai Deklarasi Dukungan Komunitas Pedagang Pasar Tanah Abang, di Rumah Polonia, Cipinang Cimpedak, Jakarta Timur, Sabtu (14/6/2014)
Bekti yang sejak 1990 berdagang di Pasar Tanah Abang, menambhkan ketika malam hari, pasar tersebut menjadi tempat prostitusi.
“Banyak perempuan dan laki-laki yang berasal dari bongkaran Pasar Tanah Abang menjalankan praktik prostitusi di blok G tersebut,” imbuhnya.
Dia mengaku, masalah ini sudah dilaporkan kepada pihak terkait mulai dari kelurahan, kecamatan dan wali kota, namun tidak mendapatkan respon positif dan terkesan acuh.
“Maka kami menyimpulkan Gubernur DKI Jakarta Jokowi telah gagal, karena lebih pro kepada pengembang dan acuh terhadap nasib pedagang dan kondisi pasar Tanah Abang yang berubah menjadi tempat prostitusi di malam hari,” tandasnya.
Sebelumnya pada Februari 2014, Pemprov DKI berencana akan mengubah Blok G Tanah Abang menjadi pasar tematik khusus sablon. Tujuannya, supaya pedagang di Blok G menjadi pendukung bagi blok lainnya di Tanah Abang.
Saat itu Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mengakui pembeli yang datang ke Blok G tidak seramai di Blok A. Itulah sebabnya konsep Pasar Blok G diubah.
“Kami sedang menyusun konsepnya. Bukan berarti kami diam saja,” kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu 19 Februari 2014. (azm/arrahmah.com)