LAMPUNG (Arrahmah.com) – Sejumlah harapan datang usai muktamar selesai, salah satunya dari Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Republik Arab Mesir, KH Muhlashon Jalaluddin.
KH Muhlashon sangat berharap PBNU segera merancang sebuah langkah positif untuk memainkan peran dalam membantu penyelesaian konflik Palestina.
Menurutnya, sebagai negara muslim terbesar, yang pada tahun 2022 nanti memegang presidensi G-20, Indonesia diharapkan memainkan peran yang lebih optimal dalam mendorong berdirinya negara Palestina merdeka.
“Dalam ini, PBNU memiliki peluang yang besar membantu proses mulia tersebut, antara lain merintis terwujudnya rekonsiliasi antarfaksi di Palestina,” katanya di sela penutupan Muktamar ke-34 NU di Gedung Serba Guna UIN Raden Intan, Lampung, Jumat (24/12/2021) kemarin.
Ia menjelaskan, Indonesia memiliki pengalaman panjang dalam mewujudkan persatuan antar-etnis, agama dan golongan sejak zaman rintisan kemerdekaan.
Pengalaman ini perlu dibagi kepada generasi muda Palestina, utamanya kader-kader berbagai faksi di sana.
“Kader faksi-faksi ini dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang, akan menjadi tokoh di masing-masing faksi, yang diharapkan bisa benar-benar mewujudkan rekonsiliasi, membangun persatuan demi tercapainya kemerdekaan,” tuturnya.
Palestina, lanjutnya, dalam beberapa dekade terakhir melalui mediasi negara-negara terdekatnya, terutama Mesir, telah beberapa kali mencoba mewujudkan rekonsiliasi antarfaksi yang ada. Tetapi, selalu gagal.
“Untuk itu, mereka perlu menghayati pentingnya persatuan demi mewujudkan kemerdekaan. Dan itu bisa dilakukan oleh Indonesia bersama NU,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)