JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj memberikan tanggapan terkait penembakan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.Menurut Said, aksi penembakan terhadap TKI merupakan tindakan diluar rasa kemanusiaan, apapun latar belakang yang mendasarinya. Kalaupun salah, jangan ditembak. Karena bisa diganti dengan menghukumannya.
“Penembakan TKI oleh polisi Malaysia sudah berulang kali terjadi. Itu tindakan biadab yang tentu kita sayangkan,” kata Said Aqil Siraj dalam rilisnya, Jakarta, Selasa (24/4).
PBNU mendesak polisi Diraja Malaysia untuk menindak tegas anggotanya yang melakukan penembakan tersebut. Tindakan tegas berupa hukuman, wajib diberikan tidak hanya untuk menjaga hubungan baik dengan Indonesia, melainkan menjaga kredibilitas institusi kepolisian Malaysia tersebut.
“Harus dihukum pelakunya. Ini bukan hanya untuk menjaga hubungan baik dengan Indonesia, tapi juga untuk nama baik Malaysia sendiri di forum internasional,” ujar Said.
PBNU juga mendesak pemerintah Indonesia menyampaikan protes keras terhadap Malaysia, untuk menekan kemungkinan terulangnya kejadian yang sama di waktu mendatang.
Iapun sempat menyesalkan, negara-negara mayoritas Islam yang kurang menghargai dibanding negara-negara non-Muslim seperti di taiwan dan Hongkong.
Seperti diberitakan, Polisi Diraja Malaysia memberondong tiga TKI asal Pancor Kopong, Pringgasela Selatan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang diduga hendak melakukan penyerangan saat akan ditangkap pada tanggal 25 Maret 2012 di kawasan Port Dickson, Malaysia.
Setidaknya, tiga TKI tersebut, Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Nur (28), meninggal dunia secara mengenaskan di tempat kejadian. Terkait peristiwa itu, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Moh Jumhur Hidayat menyampaikan protes keras. (bilal/arrahmah.com)