GAZA (Arrahmah.id) – Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan, Joyce Msuya, mengatakan pada Rabu (6/11/2024) bahwa serangan militer ‘Israel’ di Gaza utara telah menjadikan “warga Palestina hidup tanpa kebutuhan pokok memadai”, dan “warga sipil kelaparan sementara dunia hanya melihatnya.”
Pejabat PBB tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “kondisi kehidupan di Gaza Utara sangat mengerikan.”
“Operasi darat militer ‘Israel’ telah membuat warga Palestina tidak memiliki cukup hal penting untuk bertahan hidup, memaksa mereka melarikan diri demi keselamatan berkali-kali, dan memutus rute pelarian dan pasokan mereka,” kata Msuya.
Civilians in North #Gaza are starving while the world watches on.
Palestinians have been left without the essentials to survive.
@JoyceMsuya calls for an immediate end to the assault on civilians.⬇️ pic.twitter.com/z2jiVcfZ9y— UN Humanitarian (@UNOCHA) November 6, 2024
Kekurangan Persediaan
Dalam jumpa pers pada Rabu (6/11), Juru Bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Stephane Dujarric, menggambarkan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza bagian tengah dan selatan, dengan mencatat bahwa “lebih dari 100 dapur yang memproduksi 400.000 makanan sehari berisiko tutup karena kekurangan pasokan.”
“Kedelapan toko roti yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di Deir al Balah dan Khan Yunis beroperasi hanya dengan kapasitas 70 persen hingga Ahad. Mereka berisiko tutup kecuali tepung tambahan segera diterima,” katanya kepada wartawan.
Citizens collect food from the ground due to the famine in northern Gaza. pic.twitter.com/iO5wtHAehE
— Eye on Palestine (@EyeonPalestine) November 6, 2024
Berdasarkan informasi yang diterima Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), juru bicara PBB mengonfirmasi bahwa putaran kedua kampanye vaksinasi polio di Gaza telah selesai pada Selasa (5/11).
“Secara keseluruhan, 556.774 anak di bawah usia sepuluh tahun kini telah divaksinasi dengan dosis kedua vaksin polio,” kata Dujarric.
Pejabat PBB tersebut mengatakan bahwa semua pihak yang terlibat dalam kampanye vaksinasi – terutama WHO, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) – mengakui bahwa “ini adalah pencapaian yang luar biasa” mengingat “kondisi yang sangat sulit yang dihadapi dalam kampanye tersebut.”
“Kampanye tersebut, menurut informasi yang kami terima, telah mencapai cakupan 103 persen di Gaza bagian tengah, yang berarti mereka telah menjangkau lebih banyak anak dari yang mereka harapkan, dan cakupan 91 persen di Gaza bagian selatan,” kata Dujarric.
Namun, ia mencatat bahwa kampanye tersebut terancam di wilayah utara Jalur Gaza karena “kurangnya akses” dengan cakupan sekitar “88 persen.”
As predicted, Israel waited until Tuesday, Nov. 5th, 2024, the date of the US Presidential election, to officially announce that Palestinians are in the process of being ethnically cleansed from North Gaza.
Doing Zionism quietly, like clockwork. https://t.co/KeJiUCX1Lw https://t.co/5ttiLFogkA pic.twitter.com/CO6tFgz3og
— Zachary Foster (@_ZachFoster) November 6, 2024
(zarahamala/arrahmah.id)