DAMASKUS (Arrahmah.com) – Dalam laporannya, PBB telah menyimpulkan bahwa senjata kimia telah digunakan dalam konflik Suriah, sebagaimana yang dirilis oleh CNN, Jumat (13/12/2013).
Para ahli menyelidiki tujuh kasus dugaan penggunaan dan menemukan bahwa senjata kimia juga digunakan, atau mungkin digunakan, dalam lima kasus.
Kasus yang paling jelas bagi pemeriksa adalah insiden pada bulan Agustus dekat ibukota, Damaskus.
“PBB mengumpulkan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa senjata kimia yang digunakan juga terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, dalam skala yang relatif besar di daerah Ghautah timur, Damaskus pada tanggal 21 Agustus 2013,” demikian laporan PBB
Sampel darah dan urin dari pasien yang di tes, positif ditemukan adanya gas sarin.
Kelompok aktivis anti-pemerintah mengatakan lebih dari 1.300 orang tewas dalam serangan di Ghautah, banyak dari mereka wanita dan anak-anak.
Rekaman video grafis menunjukkan deretan mayat tanpa cedera yang jelas, serta orang-orang yang menderita kejang-kejang atau tampaknya mengalami masalah dengan pernapasannya.
Inspektur PBB juga mengatakan mereka mengumpulkan informasi yang kredibel, atau bukti yang konsisten dengan penggunaan kemungkinan senjata kimia, di Khan al Asal, Jobar, Saraqueb dan Ashrafiah Sahnaya.
PBB memperkirakan bahwa lebih dari 100.000 orang secara keseluruhan telah tewas sejak konflik Suriah dimulai pada Maret 2011. Ini dimulai dengan tindakan keras pemerintah terhadap demonstran damai selama gerakan”Arab Spring”, lalu perlahan-lahan kemudian berubah menjadi perang berdarah selama 2 ½ tahun. (Ameera/arrahmah.com)