RAKHINE (Arrahmah.com) – Utusan khusus PBB memperingatkan pada Rabu (12/3/2014) bahwa situasi [pelanggaran] hak asasi manusia di negara bagian Rakhine Myanmar memburuk sejak Oktober lalu, sebagaimana dilansir oleh Anadolu Agency.
Utusan khusus PBB tentang situasi hak asasi manusia di Myanmar, Tomas Ojea Quintana, mengatakan bahwa situasi terus memburuk di negara yang sudah mengerikan tersebut, dalam laporan yang terdiri dari 22 halaman tentang situasi di Myanmar.
“Diskriminatif dan pelarangan yang ketat terhadap kebebasan bergerak bagi masyarakat Muslim tetap diberlakukan, yang terus berdampak pada serangkaian hak asasi manusia lainnya, termasuk hak untuk hidup,” katanya.
Quintana mengkritik pemerintah lokal dan pusat yang tidak melakukan upaya yang jelas untuk mengatasi diskriminasi dan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di negara bagian Rakhine.
Dia mengatakan bahwa praktik pemisahan masyarakat di negara bagian Rakhine memiliki dampak yang parah terhadap populasi Muslim.
Laporan tersebut juga menyatakan keprihatinan atas penyiksaan di tempat-tempat penahanan di Myanmar dan kurangnya pertanggungjawaban.
Menurut PBB, negara bagian Rakhine telah dicengkeram oleh kekerasan antar-komunal yang meletus pada bulan Juni 2012 lalu yang telah menewaskan sekitar 75.000 orang.
Gelombang kedua konflik yang terjadi pada bulan Oktober tahun lalu telah memaksa 36.000 orang menjadi pengungsi. (ameera/arrahmah.com)