MADAYA (Arrahmah.com) – Rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad diklaim telah setuju untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan memasuki desa yang dikepung, Madaya, menurut pernyataan PBB di tengah laporan kematian warga Madaya karena kelaparan, seperti dilaporkan BBC pada Kamis (7/1/2016).
Koordinator kemanusiaan PBB mengatakan ia berencana untuk memberikan bantuan kemanusiaan “dalam beberapa hari mendatang”.
Badan-badan bantuan kemanusiaan mengatakan kondisi di Madaya, dekat Damaskus, sangat mengerikan.
PBB juga mengatakan mereka telah memiliki izin untuk mengakses Kafraya dan Fuaa di utara.
Hingga 4,5 juta orang di Suriah tinggal di daerah yang sulit dijangkau, termasuk hampir 400.000 orang di 15 lokasi yang terkepung yang tidak memiliki akses ke bantuan untuk menyelamatkan hidup mereka.
Tidak ada yang tersisa untuk dimakan
Madaya terletak sekitar 25 km dari barat laut Damaskus dan 11 km dari perbatasan Libanon, yang telah diblokade oleh pasukan rezim
Nushairiyah dan milisi Syiah asal Libanon, “Hizbullah”, sejak awal Juli.
PBB mengatakan telah menerima laporan kematian warga Madaya karena kelaparan dan dibunuh ketika mencoba untuk keluar dari Madaya.
Pada 5 Januari lalu, seorang pria berusia 53 tahun meninggal dunia karena kelaparan sementara keluarganya yang berjumlah lima orang terus menderita gizi buruk.
Save the Children juga memperingatkan pada Kamis (7/1) bahwa lebih banyak anak yang akan meninggal dunia dalam beberapa hari mendatang kecuali makanan, obat-obatan, bahan bakar dan bantuan penting lainnya segera diizinkan masuk ke Madaya.
Truk bantuan telah mengirimkan bantuan medis dan kemanusiaan di bulan Oktober, dan evakuasi medis berlangsung pada bulan Desember, namun desa Madaya tidak lagi dapat diakses sejak saat itu, meskipun telah banyak permohonan untuk bisa mengakses Madaya, lansir BBC.
Kondisi kemanusiaan terus memburuk dengan datangnya musim dingin.
Seorang juru bicara Komite Palang Merah Internasional, Pawel Krzysiek mengatakan kepada BBC pada Rabu (6/1) bahwa ia telah mengunjungi Madaya selama pemberian bantuan terakhir dan menyatakan bahwa situasi sekarang mungkin jauh lebih mengerikan.
“Orang-orang di sini sudah mulai makan tanah karena tidak ada lagi yang bisa dimakan,” ujar warga Madaya, Abdel Wahab Ahmad mengatakan kepada BBC pada Kamis (7/1).
“Rumput dan dedaunan telah mengering karena salju.”
Ia menambahkan kurangnya fasilitas medis untuk orang yang sakit dan rentan sangat menakutkan.
Harga kebutuhan pokok juga telah melonjak tajam dengan 1 kg gandum hancur dihargai sebesar 250 USD dan 900 g susu bubuk formula untuk bayi sekitar 300 USD. (haninmazaya/arrahmah.com)