KHARTOUM (Arrahmah.id) – Lebih dari 800.000 orang dapat melarikan diri dari Sudan menuju negara-negara tetangga di tengah-tengah pertempuran yang sedang berlangsung di negara tersebut, PBB mengatakan pada Senin (1/5/2023).
Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan bahwa pihaknya kini sedang bekerja dengan angka perencanaan ratusan ribu orang yang melarikan diri dari kekerasan yang meletus di Sudan pada 15 April.
“UNHCR, dengan pemerintah dan mitra, sedang mempersiapkan kemungkinan lebih dari 800.000 orang melarikan diri dari pertempuran di Sudan menuju negara-negara tetangga,” kata kepala badan tersebut, Filippo Grandi, dalam sebuah tweet seperti dilaporkan AFP.
“Kami berharap hal itu tidak akan terjadi, tetapi jika kekerasan tidak berhenti, kita akan melihat lebih banyak orang yang terpaksa meninggalkan Sudan untuk mencari tempat yang lebih aman.”
Angka-angka tersebut tidak berarti bahwa PBB mengharapkan jumlah orang yang akan mengungsi sebanyak itu, tetapi mereka percaya bahwa hal itu mungkin terjadi dan sedang menyusun rencana untuk memenuhi kebutuhan besar yang mungkin timbul.
Cuitan Grandi, yang diverifikasi oleh kantornya, muncul ketika baku tembak dan ledakan kembali mengguncang ibu kota Sudan pada Senin meskipun gencatan senjata terbaru telah disepakati secara resmi antara pihak-pihak yang bertikai, dan di tengah-tengah peringatan PBB bahwa krisis kemanusiaan telah membuat negara tersebut mendekati “titik puncaknya”.
Lebih dari 500 orang dilaporkan tewas sejak pertempuran meletus antara panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan Mohamed Hamdan Daglo, yang mengomandoi Pasukan Dukungan Cepat paramiliter.
Kekacauan dan pertumpahan darah, yang kini memasuki minggu ketiga, telah memicu eksodus massal ke negara-negara tetangga termasuk Mesir, Chad, dan Republik Afrika Tengah.
Angka-angka terbaru dari tim UNHCR di lapangan menunjukkan bahwa setidaknya 73.000 orang telah tiba di negara-negara tersebut dari Sudan, kata seorang juru bicara, seraya menambahkan bahwa angka tersebut termasuk warga negara Sudan dan sebagian besar pengungsi Sudan Selatan yang pulang ke rumah.
Sudan menjadi tuan rumah bagi 1,13 juta pengungsi sebelum konflik dimulai -salah satu populasi pengungsi terbesar di Afrika- termasuk sekitar 800.000 orang dari Sudan Selatan.
Pertempuran juga memicu eksodus massal orang asing dan staf internasional, dengan negara-negara di seluruh dunia melakukan evakuasi besar-besaran melalui darat, laut, dan udara. (haninmazaya/arrahmah.id)