AMSTERDAM (Arrahmah.id) — Kepala HAM PBB Volker Turk pada Jumat (18/11/2022) mengecam “pembunuhan keji” terhadap dua perempuan muda Mesir yang mayatnya dibuang ke selokan di kamp pengungsi Al Hol di Suriah. Dua wanita itu dibunuh setelah sebelumnya diperkosa.
Dia mendesak masyarakat internasional dan milisi sosialis Kurdi yang menguasai daerah itu untuk melipatgandakan upaya mereka untuk melindungi ribuan perempuan dan anak-anak yang masih ditahan di kamp-kamp semacam itu.
“Kematian para saudari muda ini yang telah menanggung begitu banyak kesengsaraan sangat menyedihkan. Keadaan di balik kematian mereka, dan cara mereka dibunuh, ini sulit dipercaya,” kata Turk dalam sebuah pernyataan dilansir dari Alaraby (19/11/2022).
Mayat gadis-gadis itu, keduanya berusia di bawah 15 tahun, ditemukan di selokan di Al-Hol dengan luka tusukan. Menurut laporan yang diterima kantor Hak Asasi Manusia PBB, gadis-gadis itu telah diperkosa beberapa hari sebelumnya.
Kamp yang penuh sesak di timur laut Suriah menampung lebih dari 50 ribu orang, termasuk kerabat militan Islamic State (ISIS). Lebih dari separuh orang di dalamnya diperkirakan adalah anak-anak.
Ini adalah kamp terbesar yang menanmpung orang-orang yang terkait ISIS pasca kehancuran khilafah mereka pada 2019.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB telah memverifikasi pembunuhan 42 orang di Al-Hol tahun ini, termasuk seorang gadis, seorang anak laki-laki, empat wanita dan 10 pria dari Irak, dan 18 wanita dan enam pria dari Suriah.
“Kedua gadis ini terjebak dalam keadaan putus asa di kamp ini bukan karena kesalahan mereka sendiri,” kata Turk.
“Setiap anak berhak tumbuh dalam lingkungan yang melindungi martabat dan kepentingan terbaik mereka, tanpa terpapar rasa sakit, penderitaan, dan kekerasan,” tambahnya.
Otoritas Kurdi telah berulang kali meminta negara-negara asing untuk memulangkan warganya dari kamp-kamp yang penuh sesak di Suriah.
Tetapi sebagian besar melakukannya hanya secara sporadis, karena takut akan ancaman keamanan dan reaksi politik dalam negeri.
“Insiden terbaru ini harus menjadi peringatan bagi masyarakat internasional untuk segera memulangkan ribuan perempuan dan anak-anak beberapa di antaranya telah ditahan selama bertahun-tahun dari kamp-kamp ini kembali ke negara asal mereka,” kata Turk. (hanoum/arrahmah.id)