NEW YORK (Arrahmah.com) – PBB mengecam penolakan negara-negara Asia Tenggara terhadap ribuan imigran yang terombang-ambing di perairan, Senin (18/5/2015). Juru bicara badan pengungsian PBB, UNHCR, Vivian Tan mengatakan rendahnya upaya penyelamat merupakan tanda buruk.
Dia memperingatkan bahwa pertolongan untuk imigran sangat mendesak. “Kita berharap lebih banyak perahu ditemukan, lebih banyak orang yang bisa diselamatkan dan dibawa ke daratan. Sayangnya, kita tidak melihat itu,” kata Tan, dikutip BBC.
Badan-badan bantuan mengatakan krisis kemanusiaan mulai terjadi seiring dengan penolakan pemerintah untuk migran. Beberapa waktu lalu, negara-negara Asia tidak mengizinkan lebih banyak migran dibawa ke daratan. Indonesia adalah salah satunya. Pihak berwenang Indonesia melarang nelayan menolong kapal migran dan membawanya ke pantai, bahkan jika kapal perahu seadanya itu tenggelam.
Juru bicara militer, Fuad Basya mengatakan para nelayan bisa mengirim makanan, bahan bakar atau keperluan apa pun yang dibutuhkan para migran. Tapi, membawa mereka ke daratan akan dianggap ilegal oleh konstitusi.
Beberapa nelayan di provinsi Aceh mengabaikan perintah tersebut. Mereka tetap membantu migran tiba di daratan Indonesia. “Mereka juga manusia, sama seperti kita semua,” kata seorang nelayan yang menolak disebut namanya.
Sedikitnya 700 migran Bangladesh dan Rohingya dari Myanmar diselamatkan pekan lalu dan dibawa ke Aceh. Jumlah mereka di sana kini telah mencapai 1500 orang. Sebagian besar diselamatkan dalam keadaan memprihatinkan, kurang nutrisi, kelaparan dan sekarat.
Selain Indonesia, Malaysia juga telah menutup perbatasan perairan di timur laut dan melarang kapal migran masuk. Sementara Thailand mengirim mereka keluar dari perbatasan negara. (azm/arrahmah.com)