SITTWE (Arrahmah.com) – Kerusuhan terbaru antara Musyrik Buddhis dan kaum Muslimin di Arakan telah memaksa ribuan orang mengungsi. Laporan pejabat PBB mengatakan bahwa lebih dari 22.000 orang melarikan diri dari rumah mereka, lansir AP.
Meskipun PBB menyebutkan bahwa para korban ada dari kedua belah pihak, tetapi kebanyakan dan korban yang sebenarnya adalah Muslim Rohingya. Karena mereka tiba-tiba diserang oleh orang-orang Buddhis yang dibantu pasukan keamanan mereka.
Rumah-rumah Muslim di berbagai desa di beberapa kota hancur dibakar dengan sengaja oleh warga Buddhis Rakhine. Mereka (muslim) yang masih selamat berusaha melarikan diri ke tempat yang lebih aman dengan menggunakan perahu.
Sebagian perahu yang membawa mereka tiba di luar Sittwe. Mereka berjalan dengan keadaan lemah ke kamp Thechaung, tempat bagi ribuan Muslim lainnya yang telah mengungsi sejak kekerasan yang menimpa mereka pada bulan Juni lalu.
“Saya meninggalkan tempat tinggal saya di Pauktaw pada hari Jum’at karena di sana tidak aman sama sekali,” kata Maung Myint (42), seorang nelayan yang tiba dengan perahu bersama 40 orang lainnya, termasuk istri dan enam anaknya, dikutip AP.
“Rumah saya dibakar hingga menjadi abu dan Saya tidak punya uang yang tersisa,” tambahnya.
Pengungsi Muslim lainnya mengatakan bahwa ia meninggalkan desanya di Kyaukpyu pada hari Kamis setelah ekstremis Buddhis membakar rumahnya.
“Kami tidak merasa aman,” kata Zainabi (40), seorang wanita pedagang ikan yang pergi bersama dua puteranya yang masih remaja.
“Saya berharap kekerasan ini akan berhenti sehingga kami bisa hidup dengan damai,” tambahnya.
Human Rights Watch (HRW) pada hari Sabtu merilis gambar dramatis yang diambil via satelit, yang menunjukkan kota pelabuhan Kyaukpyu yang rata dengan tanah akibat pembakaran. Lebih dari 800 bangunan dan rumah perahu habis dimakan api.
Pemerintah Myanmar hanya mengakui korban tewas dari pihak Muslim hanya 67 orang, 95 luka-luka dan 2.818 rumah dibakar sejak Ahad lalu hingga hari Kamis pekan ini di tujuh kota Arakan. Sementara menurut laporan awal dari media Islam lokal lebih dari 360 Muslim gugur dan lebih dari 3.500 rumah dibakar.
Di sisi lain HRW yakin bahwa jumlah kematian dan kerugian yang sebenarnya mungkin lebih tinggi. Pemerintah Myanmar selama ini dikenal sering memperkecil fakta yang ada. (siraaj/arrahmah.com)