WASHINGTON (Arrahmah.id) — Kepala Kontra-Terorisme PBB, Vladimir Voronkov, memperingatkan, ada sekitar 6.000 hingga 10.000 anggota militan Islamic State (ISIS) yang masih aktif berperang di wilayah Suriah dan Irak.
PBB meminta kepada negara-negara anggotanya untuk tetap waspada agar kelompok militan tersebut tidak berkembang lebih besar lagi dan dapat mendirikan kembali kekhilafahan mereka yang hancur pada 2019.
“ISIS telah mempertahankan kemampuannya dalam melancarkan serangan pada tingkat yang stabil, termasuk operasi tabrak lari, penyergapan dan bom pinggir jalan di kedua negara,” kata Voronkov, seperti dilansir dari Alaraby, Sabtu (12/2/2022).
Militan ISIS juga terus menyerang pasukan pemerintah di Irak dan Suriah. Tujuannya untuk memicu kepanikan dan meningkatkan tekanan pada pihak berwenang.
Voronkov pun mencontohkan serangan ISIS terhadap sebuah penjara yang terjadi baru-baru ini di Hasakah, Suriah.
”Serangan ke penjara adalah peringatan menghancurkan. Serangan ini menyadarkan kita tentang kapasitas kelompok ini dalam melakukan kekerasan brutal,” kata Voronkov.
Meskipun koalisi internasional dan pasukan Kurdi SDF mampu merebut kembali kendali penjara, kata Voronkov, namun ISIS mampu mengelompokkan kembali dan mengintensifkan kegiatannya setelah kekalahan besar mereka di Baghouz.
“Operasi kontra-terorisme militer mungkin diperlukan, tetapi langkah-langkah komprehensif dengan fokus yang kuat pada pencegahan diperlukan untuk mengatasi dinamika yang memicu daya tarik terorisme,” tambahnya.(hanoum/arrahmah.id)