JENEWA (Arrahmah.id) – Ketika jutaan orang di belahan bumi utara bergulat dengan suhu yang memecahkan rekor, PBB mengeluarkan peringatan pada Selasa (18/7/2023) bahwa gelombang panas yang semakin parah mungkin akan terjadi.
“Kami melihat pertumbuhan yang berkelanjutan dalam frekuensi, durasi dan intensitas gelombang panas,” kata John Nairn, penasihat senior panas ekstrem dari Organisasi Meteorologi Dunia.
“Kejadian-kejadian ini akan terus meningkat intensitasnya, dan dunia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi gelombang panas yang lebih hebat,” kata Nairn dalam sebuah konferensi pers di Jenewa.
Mengenai kematian akibat panas, ia mengatakan bahwa sebuah studi baru-baru ini menghitung bahwa di Eropa, terdapat 60.000 kematian tambahan pada musim panas lalu akibat panas yang ekstrem, lansir Anadolu (19/7).
Memperhatikan bahwa angka tersebut hanya terbatas di Eropa, penasihat tersebut mengatakan bahwa gelombang panas semakin meluas di seluruh dunia.
Ia menekankan bahwa Eropa memiliki “beberapa sistem peringatan dini dan rencana aksi kesehatan panas terkuat di dunia.”
“Jadi, bisa dibayangkan berapa kemungkinan angkanya secara global,” tambahnya.
Nairn mengatakan bahwa pertumbuhan gelombang panas secara simultan di sekitar belahan bumi utara telah meningkat enam kali lipat sejak 1980-an, tanpa ada tanda-tanda penurunan.
Saat ini, Juli dan Agustus adalah bulan-bulan paling kritis untuk gelombang panas ekstrem, tambahnya.
WMO mengatakan pada Senin bahwa rekor suhu tertinggi baru dapat dicatat saat gelombang panas yang intens mencengkeram bagian selatan AS, Mediterania, Afrika Utara, Timur Tengah, dan beberapa negara di Asia. (haninmazaya/arrahmah.id)