Dalam jumpa pers di Pusat Strategi Internasional AS Rabu kemarin, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyatakan sepakat dengan Amerika untul “memerangi” Iran. Dia mengatakan bahwa sikapnya tak jauh berbeda dengan kebijakan Bush dalam masalah nuklir Iran. Ban Ki-moon dan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush sepakat memerangi proyek pengembangan teknologi nuklir Teheran karena dianggap berpotensi menganggu stabilitas keamanan dunia.
Meski demikian, Ban menolak untuk menggunakan pendekatan militer dalam menghentikan proyek pengayaan uranium di Natanz dan Busher. “Kami berdua berada di posisi sama, yakni menganggap proyek nuklir Iran adalah hal yang sangat serius. Karena itu, harus ada usaha untuk menghentikannya,” jelas Ban saat menjawab pertanyan wartawan seusai menyampaikan pidato di Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington.
Menurut Ban, proyek nuklir Iran tidak hanya meningkatkan ketegangan di Timur Tengah,tapi juga di seluruh dunia.Karena itu, Ban mengimbau dunia internasional untuk berkerja sama dalam mencegah pengembangan teknologi yang mengarah pada pembuatan bom nuklir dan misil.
“PBB sudah menjatuhkan sanksiterhadap Iran akhirtahun lalu. Jadi, dunia internasional harus dapat menjunjung tinggi hal-hal yang termaktub di dalamnya,” jelas Ban sembari berharap Iran dapat segera mematuhi semua sanksi itu.
Di pihak lain,Rusia mengklaim, pengiriman misil tersebut sudah menjadi agenda kerja sama Kremlin dan Iran jauh hari sebelum sanksi itu dijatuhkan. Dalam sanksi itu disebutkan, semua negara di dunia dilarang membantu proyek nuklir Iran, termasuk pengiriman berbagai misil. Sementara itu, pemerintah Iran telah setuju untuk mematuhi salah satu sanksi PBB,yakni melibatkan Badan Energi Atom Dunia (IAEA) dalam memantau proyek nuklir Iran.Teheran bahkan sudah memberikan waktu, yakni 2–6 Februari kepada IAEA untuk memantau proyek kontroversial itu.
“Pemerintah kami tetap pada keputusan semula, yaitu terus mengembangkan nuklir untuk keperluan damai. Meski demikian, kami tetap terbuka untuk bekerja sama dengan IAEA,” jelas seorang diplomat Iran yang enggan disebutkan namanya. Menurut diplomat itu,IAEA mengaku telah menerima undangan tersebut dan berjanji akan mengunjungi Iran pada tanggal yang sudah ditentukan.
Kepada IAEA, Iran tidak hanya akan menjawab semua pertanyaan terkait pengembangan teknologi nuklir, tapi juga akan mengajak tim IAEA mengunjungi semua lokasi yang menjadi basis pengembangan teknologi ini. [afp/rtr/snd]