JAKARTA (Arrahmah.com) – Sebagaimana dikutip Radio BBC, Nasir Abbas mengatakan telah menerima surat resmi dari PBB bahwa dia bukan lagi seorang “teroris”.
“Pada awalnya memang saya mengajukan permohonan pribadi, lalu mereka menanggapi dan terjadilah proses itu,” katanya.
“Saya kemudian menerima surat resmi pada tanggal 29 September, bahwa secara resmi nama saya sudah dikeluarkan dari daftar ‘teroris’.”
Nasir Abbas menegaskan bahwa dia sudah tidak terlibat lagi dalam aksi-aksi “terorisme”.
“Dengan dibersihkan nama saya ini, maka saya bisa berdakwah tidak hanya di Indonesia saja tapi di juga bagian dunia lainnya.”
Pria Malaysia yang saat ini bermukim di Indonesia itu mengaku pernah memberi latihan militer di Afghanistan dan Filipina Selatan.
Pria bernama Mohammad Nasir Abbas adalah kakak ipar assyahid Muklas alias Ali Gufron, terpidana mati Bom Bali I. Nasir Abbas pernah kepergok nongkrong di salah satu gerai Starbucks Jakarta bersma Direktur Narkoba Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Brigjen Pol Gories Mere, dengan terpidana bom Bali, Ali Imron.
Kini, Nasir Abbas dikenal sebagai orang yang membantu pihak Kepolisian Indonesia dalam membujuk bekas rekan-rekan seperjuangannya. Bagi teman-teman seperjuangannya, sikapnya ini adalah tindakan penghianat.
Hal senada diungkapkan mantan Ketua Departemen dan Data Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Fauzan al-Anshary. Kepada hidayatullah.com, menanggapi berita ini, Fauzan mengatakan, “berarti Nasir Abbas resmi bersekutu dengan Amerika dalam memerangi ‘terorisme’,” ujarnya. [Hanin Mazaya/hidayatullah.com]