KABUL (Arrahmah.id) — Tim Dukungan Analitik dan Pengawasan Sanksi PBB melaporkan bahwa Al Qaeda membuka delapan kamp pelatihan baru, lima madrasah, satu depot senjata, dan rumah persembunyian di Afghanistan yang digunakan untuk memfasilitasi pergerakan anggotanya ke dan dari Iran.
“Delapan kamp Al Qaeda telah dibuka di provinsi Ghazni, Laghman, Parwan, dan Uruzgan. Beberapa kamp mungkin bersifat sementara,” kata Tim Pemantau PBB dalam laporan terbarunya, seperti dikutip dari Long War Journal (1/2/2024).
Dalam laporan sebelumnya, Tim Pemantau PBB melaporkan bahwa Al Qaeda juga mengoperasikan kamp pelatihan di Helmand, Zabul, Nangarhar, Nuristan, Badghis, dan Kunar. Seorang pemimpin Al Qaeda yang dikenal sebagai Hakim al-Masri bertanggung jawab atas kamp pelatihan dan pelatihan untuk TTP.
Di provinsi tengah Panjshir, bekas benteng Front Perlawanan Nasional anti-Taliban, Al Qaeda telah mendirikan basis baru untuk menimbun persenjataan. Al Qaeda juga mengoperasikan lima madrasah, atau sekolah agama, di provinsi Laghman, Kunar, Nangarhar, Nuristan dan Parwan.
Sedangkan di provinsi Herat, Farah dan Helmand, Al Qaeda mengelola rumah persembunyian untuk memfasilitasi pergerakan anggotanya antara Afghanistan dan Republik Islam Iran,” serta rumah persembunyian di Kabul.
Setidaknya satu rumah persembunyian Al Qaeda di Kabul terungkap pada Juli 2022, ketika AS membunuh Syeikh Ayman al Zawahiri, salah satu pendiri dan pemimpin Al Qaeda sebelumnya. Zawahiri tewas dalam serangan pesawat tak berawak saat dia berlindung di rumah persembunyian yang dijalankan oleh Letnan Sirajuddin Haqqani, yang merupakan salah satu dari dua wakil pemimpin Taliban dan juga menteri dalam negeri saat ini.
Jaringan Haqqani yang kuat milik Sirajuddin terdaftar sebagai Organisasi Teroris Asing karena kedekatannya dengan Al Qaeda. Sirajuddin dan banyak letnan utamanya juga dicap sebagai Teroris Global oleh AS.
Laporan Tim Pemantau sebelumnya mencatat bahwa Al Qaeda mengoperasikan rumah persembunyian di empat provinsi tersebut, namun tidak mengungkapkan bahwa infrastruktur di Herat, Farah dan Helmand digunakan untuk memfasilitasi perjalanan para pemimpin dan anggotanya ke dan dari Iran.
Tim Pemantau mencatat bahwa orang-orang yang melakukan perjalanan Iran-Afghanistan untuk menjadi penghubung antara pemimpin de facto Al Qaeda, Saif al Adel, di Iran dengan tokoh senior Al Qaeda di Afghanistan, termasuk Abdul Rahman al-Ghamdi.
Kehadiran para pemimpin tertinggi Al Qaeda di Iran telah didokumentasikan oleh pemerintah AS dalam berbagai sebutan selama bertahun-tahun. Pemimpin senior lainnya yang diketahui beroperasi di Iran termasuk ‘Abd al Rahman al Maghrebi, Yasin al Suri, Sa’ad bin Laden (sekarang sudah meninggal), dan Mustafa Hamid. (hanoum/arrahmah.id)