JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengurus Besar Himpunan Mahassiswa Islam Majelis Penyelamat Organsisasi (PB HMI MPO) mendukung perjuangan warga Palestina melalui Intifadah III dan menyerukan kepada pemerintah zionis Israel hentikan pendudukan terhadap warga Palestina
“Beberapa bulan yang lalu hingga hari ini perlawanan rakyat Palestina melalui intifadah III terus berlanjut, dan PB HMI MPO mendudkung perjuangan tersebut. Hampir separuh abad rakyat Palestina menderita dalam pendudukan “Israel”, sumber kekeraasan di kawasan timur tengah, rakyat Palestina mengalami penindasan dan penghinaan di tanah mereka sendiri.” kata Ketua umum PB HMI MPO, Muhammad Fauzi, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (12/12/2015).
Menurut Fauzi, selama ini seolah-olah ada impunitas atas kejahatan-kejahatan “Israel” terhadap warga Palestina. Kurangnya tanggung jawab dan impunitas yang diberikan kepada zionis Israel oleh warga internasional turut menciptakan kondisi saat ini.
“Saat ini, Netanyahu menyatakan perang terhadap warga sipil Palestina dengan menerapkan serangkaian kebijakan yang menindas. Membatasi akses rakyat Palestina ke masjid Al Aqsa, meneruskan pembangunan pemukiman illegal, dan menolak hak-hak warga Palestina secara keseluruhan, termasuk berdaulat sebagai bangsa yang merdeka,” paparnya.
Dia menambahkan, apa yang terjadi selama beberapa dekade terakhir di Palestina, semuanya bertentangan dengan hukum internasional. Namun, tanggapan internasional untuk beberapa hari terakhir jauh dari harapan. Kebanyakan hanya menyerukan untuk bernegosiasi antara zionis dan Palestina.
Negosiasi menurut Fauzi, bukanlah jalan keluar, “Israel” selalu melanggar kesepakan dan negosiasi yang di pernah disepakati selama ini.
“Masyarakat internasional diminta untuk tidak diam dan menyeret Netanyahu ke pengadilan internasional. Untuk mengakhiri pendudukan Israel sejak 1967 dengan melakukan pendudukan, penjajahan dan politik ala apartheid yang dilakukan oleh zionis “Israel”. Budaya impunitas ini harus diakhiri segera agar kejahatan zionis tidak terulang lagi. Masyarakat internaasional harus memikul tanggung jawabnya dan menyeret Netanyahu ke pengadilan internaasional,” tegas tegasnya.
Sebagai informasi, larangan “Israel” terhadap akses penduduk palestina Al Quds pada Ahad (4/10) disebut-sebut memicu gelombang intifadah gelombang ke III di tanah Pelestina. Selanjutnya gelombang perlawanan terhadap penjajahan “Israel” terus berlanjut dan meluas.. Pada Rabu (9/12) lalu, bentrokan kembali terjadi antara militer “Israel” yang bersenjata lengkap dengan warga Bethlehem yang menyebabkan satu orang warga Palestina wafat dan 70 orang mengalami luka-luka. Peristiwa ini menuai kecaman dari umat islam dunia. (azmuttaqin/arrahmah.com)