JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah (PB Al Washliyah) mendesak pengelola pusat perbelanjaan atau pertokoan di Indonesia untuk tidak memaksakan karyawan muslim mengenakan atribut Natal, seperti topi Santa dan sebagainya, karena itu bertentangan dengan nilai-nilai toleransi beragama.
Hal itu dikemukakan Sekjen PB Al Washliyah, H.Masyhuril Khamis di Jakarta, Selasa (15/12/2015) menanggapi maraknya atribut Natal dan Tahun Baru di pusat perbelanjaan di berbagai daerah di Indonesia.
Menurut Masyhuri, Al Washliyah sebagai Ormas Islam banyak mendapat keluhan karyawan di pusat-pusat berbelanjaan. Seharusnya, pemakaian atribut keagamaan itu tidak dipaksakan kepada seluruh karyawan, kecuali karyawan yang bersangkutan itu memang beragama Kristen.
“Al Washliyah minta atribut, atau pernah-pernik Natal jangan dipaksakan kepada semua karyawan, terutama yang beragama Islam. Ini akan bertentangan dengan toleransi umat beragama,” pinta Masyhuril Khamis, lansir Poskota.
Al Washliyah yang sudah berusia 85 tahun, kata Masyhuril Khamis, sekaligus mengingatkan semua pihak termasuk mengirim surat kepada pemerintah c/q Kementerian Agama dan pemerintah daerah.
Al Washliyah tidak ingin keharmonisan antar umat beragama di Indonesia ini terganggu, tapi hendaknya berjalan sebagai mana mestinya. Ditegaskannya tidak menutup kemungkinan ada karyawan Muslim risih mengenakan pakaian seperti itu atau bekerja dalam suasana atribut Natal. (azm/arrahmah.com)