Italia (armnews) – Paus VATIKAN, Benediktus XVI kembali berulah dan untuk kesekian kalinya ingin membenturkan umat Islam dan gereja Katholik. Ia kembali menyerukan agar merekrut semua manusia ke dalam agama Kristen, dengan menyebut perbuatan itu sebagai hal yang wajib dan hak yang pasti.
Dalam pertemuannya dengan The Supreme Council of the Apostolic Nunciature, Sabtu lalu ia mengatakan, pesan sentral risalah gereja Katholik terletak pada misi kristenisasi melalui Injil.
Situs radio VATIKAN seperti yang dilansirnya dari Paus mengatakan, “Seruan kepada para murid setiap bangsa seperti yang dikisahkan dari Yesus di dalam Injil masih merupakan misi wajib bagi setiap gereja dan pengiman Yesus.”
Ia menambahkan, “Perjanjian kerasulan adalah sebuah kewajiban, dan juga merupakan hak yang pasti serta sebagai ungkapan kebebasan beragama beserta impilikasi moril, sosial dan politisnya”
Ini bukan yang pertama kalinya, Paus VATIKAN secara terang-terangan menggencarkan misi kristenisasi. Pada bulan Desember lalu, Vatikan pernah mempublikasikan sebuah dokumen yang disebut ‘Hak Gereja Katholik’ tentang publikasi misi kristenisasi di tengah non Kristiani dan pemeluk Kristen lainnya. Ia menyerukan agar berjuang di jalan itu sampai mati.
VATIKAN menganggap dokumen itu sebagai hal yang penting untuk dapat menghadapi pemikiran-pemikiran yang berupaya meyakinkan orang lain bahwa memeluk Kristen atau Katholik mengurangi kebebasannya. Dokumen yang ditandatangani Paus itu menyatakan, “Terdapat kondisi kekalutan yang terus bertambah sehingga mengundang banyak orang untuk meninggalkan aktifitas misionarisnya.”
Dokumen itu ditulis oleh Dewan VATIKAN Untuk Prinsip-Prinsip Keagamaan yang diketuai sendiri oleh Paus Benediktus XVI sejak ia menjabat kursi kepausan tahun 2005. Dokumen itu menyatakan, “Dunia Injil perlu menghindari tekanan dalam penyebaran misinya.” Dalam dokumennya itu, VATIKAN mengingatkan umat kristiani bahwa agama kristen selalu ikut campur dalam mengkristenkan non kristiani, sekalipun harganya adalah mati ‘syahid,’ demikian menurut klaimnya.
Para misionaris selalu memfokuskan kegiatan mereka di kawasan-kawasan konflik atau bencana seperti Iraq, Darfour Sudan, dan propinsi Aceh di Indonesia.
Ketika dipublikasikan, dokumen itu langsung menuai kritikan umat Islalm. Pakar Muslim asal Mesir, Muhammad Imarah mengatakan, “Kebebasan menyampaikan misionaris merupakan hak yang tidak diragukan lagi. Akan tetapi seorang yang bersikap rasional adalah orang yang pandai mengatur priorotas-prioritas dan memperhatikan rumahnya yang akan roboh sebelum memperhatikan rumah tetangganya.”
DR. Imarah menambahkan, “Saya katakan kepada VATIKAN dan semua gereja-gereja di Barat; mana yang lebih penting untuk diperhatikan, kalian menolong rumah, keluarga dan negeri sendiri atau kalian tinggalkan mereka tanpa agama dan menghabiskan tenaga, harta dan usia untuk mengkristenkan umat Islam.?”
Ia menjelaskan, bahwa orang-orang yang percaya kepada tuhan di Eropa kurang dari 14%, dan yang pergi ke acara misa setiap minggu di Prancis kurang dari 5%, alias kurang dari 3 juta, alias kurang dari separuh jumlah umat Islam Prancis.
Ia mengatakan, “Dokumen ini mengindikasikan kebangkrutan gereja-gereja barat di negerinya sendiri, hingga mengeluhkan berkembangnya Islam di Eropa. Sampai-sampai Paus VATIKAN mengingatkan akan terjadinya proses Islamisasi Eropa dan berubah benua itu menjadi Dar Islam.”
DR.Imarah menyiratkan, gereja-gereja yang mengkampanyekan perkawinan sejenis dan menggunakan cara fanatik dan sektarian adalah gereja-gereja yang telah berkhianat kepada ajaran kristiani di mana bukan haknya lagi untuk berbicara atas nama Yesus.(jib/almukh/as)
Sumber: Alsofwah