Interview – Pada awal April 2008, Khattab Media Publication (Khattab Media) telah mengatur pertemuan dengan salah seorang pimpinan Tanzhim Al-Qaeda Bagian Asia Tenggara yang mewakili golongan Muhajirin bagi pihak Mujahidin yang berperang di Pattani Darussalam, saudara Abu Ubaidah.
Saudara Abu Ubaidah merupakan seorang Mujahid asal Malaysia. Beliau merupakan seorang bekas arsitek yang telah meninggalkan segala kenikmatan dunia untuk sama-sama berjihad di Pattani Darussalam. Jihad untuk menegakkan kalimah Allah di muka bumi ini. Ikuti wawancara tersebut, berikut ini:
Khattab Media: Assalamualaikum Saudara Abu Ubaidah. Terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk memenuhi undangan dari Khattab Media. Sebagai awal pembicaraan, saudara bisa jelaskan sedikit tentang apa yang sebenarnya terjadi di sini yang menjadi pencetus masuknya golongan Muhajirin dari Tanzhim Al-Qaeda Bagian Asia Tenggara untuk sama-sama berperang di Pattani Darussalam?
Abu Ubaidah: Waalaikumussalam Warahmatullah. Segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya. Kita juga memohon perlindungan Allah di atas segala kesilapan dan kesalahan diri kita. Mereka yang diberikan petunjuk oleh Allah, maka tiada siapa pun yang dapat menyesatkannya dari petunjuk tersebut. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada siapa pun yang dapat memberikannya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah (tuhan) melainkan Allah dan tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.
Terima kasih kepada Khattab Media atas sesi wawancara ini. Semoga Allah memberikan kebaikan kepada kaum Muslimin melalui informasi yang dapat dipublikasikan, insyaallah.
Semuanya bermula pada akhir 2004, setelah Mujahidin Pattani Darussalam mengeluarkan deklarasi perang bersejarah, 4 Januari 2004 dan setelah terjadinya tragedi pembantaian di Masjid Kerisik dan Pekan Tabal (Takbai), Abu Ukkasyah Al-A’rabi yang ketika itu sedang transit di Kuala Lumpur, Malaysia, telah menuju ke Pattani Darussalam. Abu Ukkasyah pergi ke sana dengan diiringi oleh Imam Waqqas, Abu Abdillah dan ana sendiri. Kesemua kami adalah anggota Majlis Asy-Syura Al-Mujahidin. Kami menyamar sebagai golongan Ustadz dan membuat hubungan dengan pihak-pihak Mujahidin di sana. Pada awalnya, terlalu sukar untuk membuat koneksi dengan golongan Mujahidin asal Pattani Darussalam disebabkan oleh tingginya status kerahasiaan yang diberlakukan Mujahidin di sana. Namun, dengan izin Allah segalanya dipermudahkan.
Pada sesi perbincangan pertama dengan pihak Mujahidin atau kalau di Pattani Darussalam lebih akrab dipanggil sebagai ‘pejuang’. Mereka menegaskan bahwa perjuangan mereka tidak sama dengan perjuangan yang berlaku sebelum tahun 2004. Sebelum tahun 2004, ada dikalangan kumpulan pejuang di sana yang masih terkena racun-racun nasionalisme. Namun, dalam perjuangan kini, mereka berjuang sepenuhnya untuk Allah semata-mata, bukan untuk bangsa. Mereka juga menegaskan bahwa kebangkitan kali ini dipelopori oleh golongan-golongan pelajar agama dan ustadz-ustadz serta ulama’ dan ini menjadikan kebangkitan kali ini benar-benar memperjuangkan akidah. Mereka juga tidak pernah berhasrat menghentikan Jihad Fi sabilillah hanya lantaran Pattani Darussalam telah bebas dari penjajahan Buddha yang dibantu dari segi persenjataan dan sokongan dari Amerika. Bahkan mereka berhasrat untuk melanjutkan Jihad ini hingga seluruh bumi ini tunduk kepada Allah semata-mata.
Bila ditanya adakah mereka menginginkan sebuah negara keturunan Melayu seperti Malaysia, Brunei dan Indonesia, pihak pejuang segera menafikannya. Mereka menegaskan bahwa yang mereka inginkan ialah sebuah Daulah Islamiyyah yang benar-benar mengikuti acuan Al-Quran dan As-Sunnah sepenuhnya, tidak seperti Malaysia, Brunei dan Indonesia yang diperintah oleh rezim murtad. Golongan berpendidikan mereka juga bersikap terbuka dengan manhaj salafus soleh serta menjadikan Mujahidin di seluruh dunia, misalnya Chechnya dan Afghanistan akrab dengan mereka melalui video-video jihad yang selalu mereka tonton serta berita-berita jihad Fi Sabilillah yang selalu mereka ikuti perkembangannya.
Mereka juga memberitahu bahwa keadaan Pattani Darussalam semakin parah. Kalau ditanya kepada masyarakat Pattani Darussalam secara umum, kehidupan memang nampak seolah-olah tidak ada apa-apa. Mereka tetap menjalani kehidupan seperti biasa. Namun ketakutan tetap menyelimuti Pattani Darussalam. Islam yang mereka anuti selama ini dicemari oleh tangan-tangan Buddha yang berdiri dibelakangnya kuasa besar kekufuran, Amerika. Malah, tentara-tentara Thailand yang biasa mereka cela sebagai Tok Na, menzalimi kaum Muslimin di Pattani Darussalam dengan berbagai macam kezaliman.
Di antara bentuk kezaliman yang biasa ditimpakan ialah serangan bom dan tembakan terhadap masjid dan penyerangan serta pembunuhan terhadap kaum muslimin dan tidak melihat laki-laki, perempuan maupun anak-anak. Bahkan, Tok Na turut menyerang tempat-tempat mempelajari dien seperti sekolah agama dan pondok. Mereka juga menangkapi pemuda-pemuda dan golongan tua tanpa sebab serta sering juga memperkosa, membunuh dan membakar bukan saja gadis-gadis tetapi juga anak-anak perempuan yang masih kecil. Hal itu adalah satu fenomena biasa, sehingga diadakan penjagaan kampung oleh kaum muslimin pada waktu malam. Tidur di semak juga suatu perkara biasa lantaran takut kalau-kalau tentera Kuffar menyerang dan menggeledah rumah.
Sesi perbincangan pertama memperlihatkan kepada anggota Majlis Asy-Syura Al-Mujahidin bahwa Jihad di Pattani Darussalam merupakan Fardhu ‘Ain untuk keseluruhan ummat ini. Mereka juga meyakini tentang betapa bersihnya Jihad Fi Sabilillah yang sedang berlaku di Pattani Darussalam dari segala noda syirik. Ini kemudian dikuatkan dengan beberapa mimpi yang benar oleh Abu Ukkasyah Al-A’rabi misalnya mimpi bertemu Rasulullah saw. Tekad Abu Ukkasyah Al-A’rabi semakin teguh. Lalu Abu Ukkasyah Al-A’rabi kembali menyambung beberapa sesi pertemuan dan perbincangan lainnya. Kali ini untuk melihat sejauh mana kebahagiaan Jihad Fi Sabilillah di Pattani Darussalam ini dapat dikongsi bersama oleh seluruh kaum Mukminin di seluruh pelusuk bumi ini.
Akhirnya, kesepakatan Majlis Syura Al-Mujahidin melahirkan Tanzhim Al-Qaeda Bagian Asia Tenggara. Dengan menjadikan Pattani Darussalam sebagai pusat utama ledakan tauhid di bahagian timur bumi ini. Tentera-tentera Tauhid akan meneruskan penaklukan satu persatu negara-negara sekuler di Asia Tenggara insyaallah dan kemudian akan bergabung dengan Tentera-tentera Tauhid Al-Qaeda lainnya untuk sama-sama mengambil kembali Al-Aqsa dari kuffar serta membersihkan kembali Haramain yaitu Makkah dan Madinah dari pemerintahan murtad rejim Saud, sehingga akhirnya, seluruh bumi ini takluk di bawah Islam, sepenuhnya, insyaallah. Amin, Ya Rabbal Alamin.
Khattab Media: Setelah 3 tahun berlalu, bagaimana dengan keadaan Jihad dan Mujahidin di Pattani Darussalam, terutama di pihak Muhajirin?
Abu Ubaidah: Alhamdulillah, dengan seizinan Allah, walaupun menghadapi cobaan yang tidak sedikit, kaum Muhajir yang berjihad di sini bersama-sama dengan golongan Ansar semakin hari semakin kuat, insyaallah.
Walaupun bilangan Mujahid yang Muhajir tidaklah seramai bilangan Mujahid dari kalangan Ansar, namun sekurang-kurangnya, jihad di Pattani Darussalam menjadi semakin global.
Inilah yang paling ditakuti oleh golongan kuffar. Mereka begitu takut apabila ada golongan dari ummat ini, yang berlainan latar belakang bangsa, berkumpul di satu tempat untuk mengibarkan panji-panji Jihad Fi Sabilillah setinggi-tingginya. Ini merupakan detik-detik kehancuran untuk mereka kaum kuffar. Detik-detik kehancuran kekufuran yang muncul dari belahan timur bumi Allah ini, insyaallah.
Khattab Media: Terdapat usaha dari berbagai pihak yang mengaku Muslim maupun Kafir yang coba terus-menerus menafikan Jihad Fi Sabilillah yang berlaku di Pattani Darussalam. Mereka beranggapan bahawa konflik yang berlaku hanyalah sekadar masalah dalam negri Thailand. Mereka mengatakan bahwa tidak ada ‘orang luar’ yang turut serta berjihad di sini. Apa pendapat saudara tentang hal ini?
Abu Ubaidah: Mereka boleh mengatakan apa saja. Apa pun, kata-kata mereka tidak akan mampu mengubah apa-apa kecuali mempengaruhi mereka-mereka yang lemah akalnya dan mudah pula percaya dengan pendusta. Kata-kata mereka juga tidak akan bisa meremehkan darah para Syuhada serta pengorbanan para Mujahidin yang tertangkap.
Apa yang berlaku di Pattani Darussalam bukan konflik dalam negeri. Ini ialah kebangkitan Akidah. Ini ialah suatu Jihad Fisabilillah. Ini merupakan suatu taman bagi mereka-mereka yang merindukan Rabb mereka.
Jihad di Pattani Darussalam bersih dari semua kotoran syirik nasionalisme. Tidak heranlah mengapa para Muhajir yang berada di sini sanggup meninggalkan tempat tinggal asal mereka menuju ke Pattani Darussalam. Ada yang datang dari bumi yang bertetangga dengan Pattani Darussalam. Ada juga yang datang dari jauh, beribu-ribu kilomater. Semuanya dengan tujuan yang satu yaitu untuk mengeluarkan manusia dari peribadahan sesama manusia kepada peribadahan kepada Allah semata-mata serta untuk mengeluarkan manusia daripada kesempitan dunia dan tipu dayanya kepada akhirat yang luas dan penuh nikmat.
Bush, Samak dan sekutu-sekutu dekatnya, Abdullah Ahmad Badawi sudah tidak lagi bisa bersandiwara dengan menafikan betapa global nya Jihad di Pattani Darussalam. Sedikit demi sedikit mereka akhirnya terpaksa menerima hakikat bahwa satu lagi kuburan bagi Kafirin, Musyrikin dan Murtadin telah siap digali khusus untuk mereka.
Khattab Media: Mengapa menggunakan nama Tanzhim Al-Qaeda Bagian Asia Tenggara? Adakah ini menunjukkan bahwa wujudnya yang terkait antara gerakan Jihad Fi Sabilillah ini dengan Asy-Sheikh Usaamah bin Laadin?
Abu Ubaidah: Kami hanyalah sekumpulan dari Kaum Muslimin. Rabb kami ialah Allah Azza Wajalla. Rasul Kami ialah Muhammad saw. Dien kami ialah Islam. Kami akan terus berjalan di atas Jalan Allah ini sesuai dengan apa yang diperbuat oleh golongan salafussoleh umat ini. Itulah hakikat yang melambangkan hubungan kami dengan ummat ini yang menjadi latarbelakang penggunaan nama itu.
Penamaan Tanzhim Al-Qaeda Bagian Asia Tenggara memang menunjukkan suatu ketaatan kepada Asy-Sheikh Abu Abdillah Usaamah bin Laadin Hafizahullah dan pendampingnya Asy-Sheikh Aiman Azzawahiri Hafizahullah sebagai Ulil Amri. Ketaatan ini akan tetap berlangsung selagi ketaatan ini tidak berlawanan dengan ketaaatan kepada Allah dan Rasulnya.
Abu Ukkasyah Al-A’rabi pernah mengatakan bahwa kudanya akan terus dipacu dibelakang kuda Usaamah bin Laadin. Tidak akan pernah kudanya itu menyaingi kuda Abu Abdillah melainkan sekiranya panji-panji Jihad Fi Sabilillah tidak lagi ditinggikan oleh Abu Abdillah.
Khattab Media: Tidakkah penggunaan nama ini akan menyebabkan seluruh pedang kekufuran tertuju kepadanya? Tidakkah ini akan merugikan perjuangan golongan Ansar di Pattani Darussalam dari segi strategi?
Abu Ubaidah: Bagaimana seseorang yang menyahut pangilan Jihad Fi Sabilillah akan merugi? Padahal Allah Azza Wajalla telah mengatakan bahwa perniagaan ini adalah yang terbaik:
Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih.Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasulnya dan berjihad di Jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang terbaik bagi kamu jika kamu mengetahui. (Surat As-Saff ayat 10-11)
Malah, sekiranya seseorang mujahid itu syahid lantaran kegagalan strategi misalnya, jihadnya tetap tidak akan disia-siakan:
Dan orang-orang yang gugur di Jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. (Surah Muhammad ayat 4)
Justru itu, perlu difahami bahwa tiada istilah rugi atau kalah dalam kaca mata Jihad. Kemenangan semata-mata bukanlah tujuan Jihad Fi Sabilillah. Bagi Kaum Muslimin, ada dua perkara yang didamkan, menang atau syahid. Kedua-duanya itulah yang menjadi sesuatu yang seharusnya dinantikan:
Katakanlah, tidak ada yang kamu tunggu-tungu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan (menang atau syahid). (Surah At-Taubah ayat 52)
Misalnya, dalam peristiwa Askhabul Uhdud, jelas kepada kita bahwa terkadang pembawa bendera tauhid boleh berada di pihak yang terbunuh seluruhnya sedangkan kekufuran terus menerus subur dan makin congkak. Apapun, itu sama sekali tidak menjadikan Islam di pihak yang kalah karena kemenangan yang abadi dan terbesar itu tetap akan menjadi milik orang-orang yang beriman:
Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka akan mendapat syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, itulah kemenangan yang agung. (Surat Al-Buruj, ayat 11)
Sementara, strategi yang digunakan dalam Jihad Fi Sabilillah tetap akan ada pro dan kontranya. Agak mustahil dengan izin Allah untuk manusia bersepakat dalam apa-apa perkara yang berunsur strategi. Yang penting, hanya mereka yang memahami tabiat dien ini, yaitu Mujahid Fi Sabilillah sajalah yang layak memberikan pandangan tentang Jihad dan strategi tentangnya. Pandangan orang-orang yang kafir, munafiq, murtad, qoidun yaitu yang duduk-duduk dan tidak berjihad serta pandangan orang yang pernah berjihad dahulu, tetapi sekarang tidak lagi berjihad dengan senjata, tidak layak untuk didengar. Mereka tidak memiliki otoritas untuk berbicara tantang jihad dan mujahidin. Pandangan mereka tidak berkualitas dan tidak berlandaskan kebenaran. Oleh karena itu. pandangan, dugaan dan sangkaan mereka tidak layak dipertimbangkan:
Dan kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan (sangkaan). Sesungguhnya dugaan itu tidak sedikitpun berguna untuk melawan kebenaran. (Surat Yunus ayat 36)
Lagi pula, nama bukanlah sesuatu yang penting. Kalaupun seluruh tombak dari tombak-tombak kekafiran ditujukan kepada golongan Mujahidin, itu bukan karena nama, sebaliknya lantaran akidah yang ada di dalam relung hati ini. Nama bukan segalanya. Akidahlah yang lebih utama dan akidahlah yang akan menjadi pencetus awal permusuhan antara yang haq dengan yang batil.
Khattab Media: Bagaimana jika ada di kalangan kaum Muslimin yang ingin berjihad Fi Sabilillah di Pattani Darussalam?
Abu Ubaidah: Dengan izin Allah, itu adalah sesuatu yang sepatutnya diutamakan. Pattani Darussalam dikelilingi lautan, hutan tebal, kawasan perkampungan dan kawasan tumpuan pelancong dalam dan luar. Perbatasan juga terlalu panjang dan tidak akan mampu dikawal dengan baik oleh tentara Kuffar. Oleh karena itu, tidak ada sukarnya untuk hijrah ke sini.
Padahal, berjihad di Pattani Darussalam adalah fardu kepada seluruh umat Islam. Tidak ada bedanya dari segi pahala seseorang yang berjihad di Iraq dengan seseorang yang berjihad di Pattani Darussalam. Juga, tidak ada bedanya pahala seseorang yang syahid di Palestina dengan pahala seseorang yang syahid di Pattani Darussalam.
Semua bumi Allah itu sama melainkan dalam kekhususan tertentu seperti yang ditetapkan oleh Allah dan Rasulnya. Kalaulah Makkah lebih utama dari segi pahala untuk berjihad di sana, tentulah Nabi saw tidak akan keluar darinya dan tidak akan mengutamakan pentaklukan terhadap Khaibar terlebih dahulu dibanding pentaklukan terhadap Makkah itu sendiri.
Bumi Allah itu luas, bumi Jihad juga semakin bertambah. Banyak tempat boleh dipilih. Cuma, bila perlu membuat keputusan ke mana mau berhijrah untuk berjihad, utamakanlah bumi yang paling terancam Islam dan Kaum Muslimin di dalamnya.
Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia kedua-duanya dipimpin oleh orang-orang yang murtad dari Islam lantaran berhukum dengan selain hukum Allah, berwala’ kepada negara-negara kafir dan memerangi Islam dan Mujahidin. Kesyirikan dan maksiat berleluasa. Banyak para da’i dan mujahidin yang dipenjarakan di sana. Banyak juga isteri-isteri dan anak-anak Mujahidin yang perlu dibela. Justeru, berjihad di sana juga wajib.
Namun, sekiranya kita meneliti dengan lebih adil, umat Islam di Pattani Darussalam lebih perlu terlebih dahulu dibela. Dien mereka diancam dengan lebih hebat lagi melalui dakyah terus menerus penjajah Buddha yang menjajah mereka. Kaum penyembah berhala yang menjajah mereka itu tidak pernah berhenti menyesatkan akidah kaum Muslimin. Pembunuhan, penangkapan dan penyiksaan juga lebih berleluasa dan terjadi setiap hari. Musuh yang dihadapi juga lebih kejam dan zalim bahkan mendapat bantuan ketenteraan langsung dari Amerika dan sekutunya. Dengan kata lain, memerangi Tentera Thailand adalah seperti memerangi Tentera Amerika sendiri.
Justeru itu, berjihad di Pattani Darussalam harus lebih diutamakan berbanding berjihad di Malaysia maupun Indonesia. Setelah kaum Muslimin berkumpul di dalamnya dan kekuatan juga menjadi semakin bertambah, maka pada waktu itu, tidak mustahil Mujahidin bisa turun dari Pattani Darussalam, untuk melaksanakan misi-misi khusus, untuk melenyapkan pemimpin-pemimpin murtad dari Indonesia dan Malaysia misalnya di tempat tidur mereka sendiri.
Strategi ini jugalah yang digunakan oleh Nabi Muhammad saw. Beliau meningalkan Makkah dan berhijrah ke Madinah. Apabila tiba masanya yang dikehendaki Allah, Makkah yang merupakan kota kelahirannya dapat ditakluk.
Justru, jangan biarkan syaitan terus menerus membohongi kita. Seluruh bumi ini milik Allah. Janganlah sekadar membatasi perjuangan untuk menegakkan dien ini hanya dalam sempalan negara asal kita semata-mata. Sempalan-sempalan itu diciptakan oleh orang-orang kafir untuk memisah-misahkan persatuan dan kekuatan kita. Bumi Allah itu luas, oleh karena itu sembahlah Dia semata-mata, dimanapun walaupun itu bukanlah bumi kelahiran kita.
Khattab Media: Saudara, kita telah sampai di penghujung pembicaraan. Adakah ada pesan dari saudara untuk kaum Muslimin?
Abu Ubaidah: Kepada kaum muslimin, kami menyeru supaya mereka tetap bertaqwa kepada Allah dan bergabunglah atau berjamaahlah dengan golongan Siddiqin di Pattani Darussalam atau di manasaja bumi Jihad lainnya. Ini sesuai dengan firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 119:
Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan bergabunglah kamu dengan orang-orang yang Siddiqin. (Surah At-Taubah ayat 119)
Persoalannya, siapakah golongan siddiqin? Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam surat Al-Hujurat:
Orang-orang Mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan nyawanya di Jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang siddiqin (benar). (Surat Al-Hujurat ayat 15)
Kesimpulannya, Siddiqin ialah golongan Mujahidin.
Justeru itu, wahai ummat, jangan biarkan dunia menipu kamu hingga kamu melupakan Allah, Rasulullah saw dan Jihad Fi Sabilillah. Jihad di Pattani Darussalam adalah Fardhu ‘Ain untuk semua kaum muslimin. Kamu harus datang dan berjihad ke sini walaupun tanpa keizinan pemimpin jamaahmu. Bahkan, keizinan ibu dan ayah serta pemberi hutang juga tidak diperlukan dalam situasi jihad Fardhu Ain seperti di Pattani Darussalam sekarang. Kamu harus berjihad walaupun terpaksa mendatangi bumi-bumi Jihad dengan berjalan kaki. Bukankah Allah telah menjanjikan Azab untuk kamu sekiranya kamu meninggalkan Jihad:
Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, kami akan siksa kamu dengan azab yang pedih… (Surat At-Taubah ayat 39)
Wahai Ummat! Mengapa kamu masih berpeluk tubuh. Sekedar mengetahui kondisi Mujahidin, melihat video dan foto mereka serta berforum tentang mereka tanpa berjihad dengan senjata, itu bukanlah ajaran dari dien ini bahkan hal tersebut tidak membebaskanmu dari kewajiban berjihad. Sementara munafiq juga ikut melakukan hal yang sama. Allah Taala telah berfirman dalam surah Al-Ahzab:
Mereka mengira bahwa golongan-golongan yang bersekutu itu belum pergi, dan jika golongan-golongan (yang bersekutu itu) datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun (tempat-tempat aman daripada peperangan) bersama orang arab baduwi sambil menanyakan (yaitu mengambil tahu) berita tentang kamu. Dan sekiranya mereka berada bersamamu, mereka tidak akan berperang melainkan sebentar saja. (Surah Al-Ahzab ayat 20)
Maka bersegeralah wahai ummat. Mencukupkan diri bergelimang dengan buku dan pengajian dien dan meninggalkan Jihad, bukan caranya untuk memahami dien ini. Berjihadlah di Pattani Darussalam dan kamu akan lebih memahami dien ini. Dengan Jihad Fi Sabilillah, kamu akan difaqihkan tentang urusan dien ini dengan pemahaman akidah yang jelas melalui praktik perlawanan bersenjata antara Iman dan Kufur, sesuatu yang tak akan kamu peroleh dalam buku manapun atau pengajian di kelas apapun. Allah Ta’ala telah berfirman dalam surat at-Taubah:
“Dan tidak sepatutnya orang Mukmin itu pergi semuanya ke medan perang (ketika Jihad bukanlah Fardhu Ain). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (berjihad) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya (yang tidak pergi berjihad) agar mereka dapat menjaga dirinya (setelah mendapat pengajaran-pengajaran berupa hikmah dari orang-orang yang balik dari medan jihad). “(Surah At-Taubah ayat 122)
Wahai ummat, kaum Muslimin di Pattani Darussalam ditindas akidah dan nyawa mereka dengan begitu dahsyat sekali. Bantulah mereka dengan berperang Fi Sabilillah. Jadilah pelindung dan penolong paling berani untuk mereka.
Mengapa kamu tidak berperang membela orang yang lemah baik lelaki, perempuan maupun anak-anak yang berdoa, Ya tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang dzalim penduduknya. Berilah kami pelindung dari sisiMu, dan berilah kami penolong dari sisiMu. (Surah An-Nisa’ ayat 75)
Insyaallah dengan berperang di jalan-Nya, kemenangan, syurga dan keridaan dari Allah, pasti menjadi milikmu:
Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di Jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan. Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridaan dan syurga. Mereka memperoleh kesenangan yang kekal didalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, di sisi Allah terdapat pahala yang besar. (surat At-Taubah ayat 20-22)
Ya Allah,
Berilah kemenangan kepada Mujahidin.
Teguhkan tapak kaki mereka.
Tepatkan bidikan peluru mereka.
Satukan hati-hati mereka.
Hanya kepada Engkau kami mengabdikan diri.
Hanya kepada Engkau kami kembali.
Allahuakbar! Allahuakbar! Allahuakbar!
Jihad Interview
http://www.arrahmah.com
The State of Islamic Media
http://www.pattanidarussalam.blogspot.com
http://seruanjihaddipattani.blogspot.com