AL-JAWF (Arrahmah.id) – Pasukan Uni Emirat Arab (UEA) telah menghancurkan situs peluncuran dari mana milisi Syiah Houtsi yang didukung Iran menembakkan dua rudal ke arah Abu Dhabi yang berhasil dicegat pada Senin pagi (24/1/2022), menurut Kementerian Pertahanan UEA.
Sebuah jet tempur F-16 menghantam lokasi di al-Jawf, di Yaman utara, pada pukul 04:10 waktu setempat, lansir Al Arabiya.
Kedua rudal itu dicegat di atas ibu kota UEA, Abu Dhabi dan tidak ada korban atau cedera yang dilaporkan, kementerian pertahanan mengungkapkan dalam sebuah pernyataan sebelumnya.
Upaya serangan tersebut terjadi satu minggu setelah Houtsi yang didukung Iran menargetkan Abu Dhabi dengan dua pesawat tak berawak, menyebabkan tiga kematian.
Satu warga Pakistan dan dua warga negara India tewas, dan enam lainnya terluka – mulai dari ringan hingga sedang ketika insiden itu terjadi pada pukul 10 pagi pada hari Senin 17 Januari, menurut WAM dan ADNOC.
Serangan tersebut merupakan serangan yang jarang terjadi di tanah UEA, yang sering dilihat sebagai tempat berlindung yang aman di wilayah yang bergejolak.
MOD Joint Operations Command announces that at 04:10 hrs Yemen time an F-16 destroyed a ballistic missile launcher in Al Jawf, immediately after it launched two ballistic missiles at Abu Dhabi. They were successfully intercepted by our air defence systems. Video attached. pic.twitter.com/laFEq3qqLm
— وزارة الدفاع |MOD UAE (@modgovae) January 24, 2022
UEA melakukan intervensi dalam perang Yaman pada 2015 sebagai bagian dari Koalisi Arab pimpinan Arab Saudi.
Mereka mengurangi operasinya pada 2019. Koalisi membuat kemajuan signifikan pada awal Januari, mengambil distrik Shabwa dan Ain.
Sebuah kapal kargo UEA, Rwabee, dibajak oleh pasukan Houtsi pada malam 1 Januari.
Kapal itu sedang dalam perjalanan dari Pulau Socotra di Yaman ke pelabuhan Jazan di Arab Saudi, membawa peralatan yang disewa oleh perusahaan Saudi yang digunakan di rumah sakit lapangan di pulau itu, menurut Koalisi Arab.
Houtsi mengklaim bahwa kapal itu membawa peralatan militer.
Di atas kapal ada tujuh pelaut India, seorang Etiopia, seorang Indonesia, seorang Filipina, dan seorang pelaut dari Myanmar. (haninmazaya/arrahmah.id)