KABUL (Arrahmah.com) – Berdasarkan laporan yang diterima media Afghan Khaama Press, pasukan khusus AS yang berpangkalan di provinsi Maidan Wardak, Afghanistan, melakukan operasi tanpa berkoordinasi dengan para pejabat boneka lokal dan pasukan boneka Afghan.
Pasukan khusus AS dan para penerjemah mereka (warga Afghan) dilaporkan telah menganiaya para warga sipil di distrik Nerkh.
Isu ini telah didiskusikan selama rapat dewan keamanan nasional Afghan yang dipimpin oleh Presiden Hamid Karzai pada Ahad (6/1/2013) di mana menteri pertahanan Afghan membicarakan persoalan ini.
“Berdasarkan informasi dari para individu yang dianiaya dan berdasarkan laporan-laporan delegasi yang ditunjuk untuk menyelidiki masalah ini, sekitar 7 hingga 8 penerjemah Afghan untuk pasukan khusus AS yang menggunakan seragam komando Afghan pada saat operasi ini dan para penduduk lokal mengeluhkan perilaku buruk mereka,” kata kantor media kepresidenan Afghan.
Menteri pertahanan mengutip pernyataan istana kepresidenan yang mengatakan, “Ketika kami bertanya kepada pasukan NATO untuk menyerahkan para penerjemah itu, mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka tidak ada di sini dan telah meninggalkan daerah ini.”
Dewan keamanan nasional Afghanistan menunjuk seorang delegasi untuk menyelidiki kasus ini dengan teliti dan meminta para pejabat NATO di Kabul untuk memberitahu siapa saja yang terlibat perilaku biadab terhadap warga sipil tak bersalah kepada lembaga peradilan.
Faktanya, kasus seperti ini telah lama dan berulang kali terjadi. Mujahidin Imarah Islam Afghanistan telah sering melaporkan terkait penganiyaan terhadap warga sipil yang dilakukan oleh para penjajah bersama boneka-boneka Afghan mereka. Telah banyak korban sipil yang meninggal dan luka-luka, tetapi rezim boneka Afghan seakan buta dan tak berdaya terhadap kebiadaban mereka. (siraaj/arrahmah.com)