DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pasukan Suriah membombardir sejumlah kota di provinsi Aleppo pada hari Sabtu (7/7/2012), sehari setelah kekuatan global berkumpul dalam satu lagi upaya untuk memetakan akhir politik pemberontakan terhadap Presiden Bashar Al-Assad.
“Pasukan rezim sedang berusaha untuk mendapatkan kembali kontrol atas wilayah ini, di mana mereka menderita kerugian yang berat selama beberapa bulan terakhir pemberontakan,” kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, menambahkan bahwa pemboman menewaskan seorang sipil dan puluhan orang lainnya terluka di kota Qabtan Al-Jabal.
“Sebagian besar keluarga telah mengungsi dari daerah tersebut,” tambah pengawas serangan di provinsi utara.
Penembakan mortar juga terus terjadi di pusat kota Homs, yang dibom oleh tentara selama lebih dari sebulan.
Otoritas Revolusi Umum Suriah melaporkan bahwa serangan intensif terjadi sepanjang malam di lingkungan Homs Lama dan Hamidiyeh, dimana “banyak orang terkubur di bawah puing-puing bangunan runtuh.”
Observatorium itu mengatakan 93 orang, kebanyakan warga sipil, tewas di Suriah pada hari Jumat (6/7) sejak pengunjuk rasa turun ke jalan di beberapa provinsi setelah mendesak untuk menyerukan “perang pembebasan rakyat.”
Pada hari Jumat, sekitar 100 negara dan organisasi bertemu di Paris meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadopsi sebuah rencana transisi untuk Suriah yang didukung oleh sanksi ekonomi jika rezim menolak untuk mematuhi rencana tersebut.
Konkretnya, mereka meminta dewan untuk segera mengadopsi rencana enam poin perdamaian yang disusun oleh utusan PBB-Liga Arab, Kofi Annan, di bawah Piagam PBB Bab VII. Tapi pernyataan akhir menekankan bahwa setiap tindakan segera dalam Pasal 41 diberikan hanya untuk intervensi non-militer intervensi. (althaf/arrahmah.com)