DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pasukan Suriah telah menewaskan sekitar 700 orang dan melukai ribuan orang lainnya dalam 27 hari pemboman di Homs, dimana setiap harinya terdapat 100 mortar yang ditembakkan, Human Rights Watch melaporkan, dikutip AFP pada Sabtu (3/3/2012).
HRW mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengadopsi resolusi yang menuntut diakhirinya penembakan secara acak di beberapa kota di Suriah dan mempermudah akses bagi pengiriman bantuan kemanusiaan serta perjalanan yang aman bagi warga sipil dan yang terluka.”
Menurut laporan dari wartawan dan warga yang melarikan diri, HRW mengatakan Jumat malam (2/3) bahwa penembakan berat terhadap distrik Baba Amr dimulai setiap harinya sekitar pukul 6.30 pagi hingga matahari terbenam, bahkan beberapa serangan dilakukan di malam hari.
Pasukan rezim menggunakan howitzer berdiameter 122 mm, mortir dengan diameter 120 mm, serta mortir buatan Rusia yang memiliki diameter 240 mm, yang dirancang untuk “menghancurkan benteng dan penelitian lapangan.”
Bahkan menurut laporan, pada 6 Februari terhitung 200 ledakan tiap dua jam yang terjadi di kota tersebut. Sementara wartawan lainnya menghitung 55 ledakan setiap 15 menit pada tanggal 16 Februari, kata HRW.
Akibat insiden ini, kini warga Baba Amr kehilangan akses listrik atau air selama dua minggu terakhir.
Seorang dokter seperti dikutip bahwa banyak korban cedera yang meninggal karena minimnya perawatan yang tepat, sementara sukarelawan menuturkan bahwa pihaknya hampir mustahil untuk mengevakuasi yang terluka.
“Setiap kali orang berusaha untuk mengevakuasi korban luka setidaknya dua atau tiga akan ditembak atau dibunuh.”
HRW mencatat bahwa Baba Amr telah menjadi kubu oposisi sejak protes anti-rezim meletus Maret tahun lalu. (althaf/arrahmah.com)