QAMISHLI (Arrahmah.com) – Pasukan keamanan Kurdi mengatakan pada Rabu (21/4/2021) bahwa militan sekutu rezim Asad membunuh salah satu personel mereka dalam serangan di sebuah pos pemeriksaan, di kota yang kedua kelompok tersebut berbagi kendali di Suriah utara.
Pertempuran dimulai ketika sebuah kelompok yang dikenal sebagai Pasukan Pertahanan Nasional (NDF) menyerang posisi yang diawaki oleh pasukan keamanan Kurdi di kota Qamishli, Hawar, kantor berita Kurdi melaporkan, seperti dilansir AP.
Pasukan keamanan Kurdi, yang dikenal sebagai Asayish, mengatakan salah satu dari mereka tewas setelah menderita luka dalam pertempuran Selasa malam.
Baku tembak yang intens bisa terdengar di seluruh kota dalam semalam. Pasukan keamanan Kurdi dikerahkan di sekitar Qamishli, berlindung di balik tembok dan menembaki kelompok sekutu rezim di kejauhan.
Belum jelas apa yang memicu serangan di pos pemeriksaan tersebut. Tidak ada laporan resmi dari rezim Suriah atau pasukan sekutunya.
Ketegangan terkadang berkobar di antara kedua belah pihak terkait wilayah, yang mengarah ke pertempuran. Kekerasan juga pecah selama perselisihan politik antara kelompok Kurdi, yang dominan di timur laut Suriah, dan rezim di Damaskus.
Pasukan keamanan Kurdi menuduh pasukan sekutu rezim berusaha untuk “menabur hasutan dan menciptakan ketidakstabilan”.
Kurdi, etnis minoritas terbesar di Suriah, telah membuat daerah kantong semi-otonom di utara Suriah sejak dimulainya perang pada tahun 2011. Di daerah tersebut, kelompok Kurdi yang dominan, telah bersekutu dengan Amerika Serikat untuk memerangi militan ISIS, telah mengembangkan pemerintahannya sendiri dan mengendalikan sebagian besar sumber minyak Suriah.
Pemerintahan yang dipimpin Kurdi telah menuntut pengakuan sebagai entitas semi-otonom serta perwakilan dalam negosiasi politik dengan rezim Suriah. Negosiasi politik yang dipimpin PBB hanya mencapai sedikit dalam menahan konflik Suriah yang telah berlangsung 10 tahun. (haninmazaya/arrahmah.com)