ALMATY (Arrahmah.id) – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Kamis (13/1/2022) bahwa waktunya telah tiba bagi pasukan Rusia dalam misi Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) di Kazakhstan untuk kembali.
Pada pertemuan dengan Menteri Pertahanan Sergey Shoygu di Moskow, Putin memuji panglima militer atas mobilisasi pasukan Rusia yang efektif dan cepat serta pelaksanaan tugas memulihkan ketertiban di Kazakhstan.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada staf umum, dan semua orang yang memimpin operasi untuk pekerjaan ini dan berharap bahwa praktik penggunaan Angkatan Bersenjata kita ini akan dipelajari lebih lanjut, akan dilakukan penyesuaian, jika perlu, dalam kerja praktek. Secara umum, kami harus pulang, kami telah menyelesaikan tugas kami,” kata Putin, lansir Anadolu.
Shoygu, pada bagiannya, memberi tahu presiden bahwa Kementerian Pertahanan memulai penarikannya pada Kamis dan diharapkan akan selesai pada 19 Januari.
Menurut rencana, pasukan penerbangan Rusia akan mengatur 14 pesawat pada Jumat untuk mengangkut pasukan Armenia, Tajik, dan Belarusia keluar dari Kazakhstan.
Militer Kirgistan akan mundur sendiri karena kedekatan kedua negara.
Dalam lima hari, pasukan penjaga perdamaian akan menyerahkan pengelolaan fasilitas yang mereka operasikan kepada penegak hukum Kazakh, dan pasukan yang tersisa akan meninggalkan Kazakhstan, kata Shoygu.
Pada 2 Januari, protes pecah di Kazakhstan atas kenaikan harga bahan bakar gas (LPG) di kota Zhanaozen di Mangystau, yang kemudian berubah menjadi bentrokan dengan polisi, dengan perkembangan paling keras terjadi di bekas ibu kota Kazakhstan dan kota terbesar Almaty.
Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan dari sekutu CSTO, dan dalam waktu singkat, penjaga perdamaian dari Rusia, Belarus, Armenia, dan Tajikistan tiba di negara itu dan mendukung penegakan hukum Kazakh dalam memulihkan ketertiban. (haninmazaya/arrahmah.com)